Hati-Hati! Santri Cerdas dan Berperingkat di Kelas Rawan Direkrut Jadi Teroris JI Jamaah Islamiyah

- 29 Desember 2020, 13:16 WIB
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono beri keterangan perekrutan generasi muda JI.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono beri keterangan perekrutan generasi muda JI. /Dok. PMJ News

SEMARANGKU – Pelatih pelatih kepala Sasana Jamaah Islamiyah (JI) di Semarang, Joko Priyono alias Karso ditangkap oleh Polri pada 2019 silam membongkar sejumlah skema pelatihan dan perekrutan anggota JI.

Pelatihan rasa militer yang dilakukan anggota JI, mulai diajari bela diri menggunakan senjata tajam, seperti pisau, pedang maupun samurai.

Setelah itu, mereka akan dikirimkan ke Suriah untuk dilatih militer dan merakit bom hingga menjadi seseorang yang mahir.

Baca Juga: Tak Cukup Burj Khalifa, Iklan Ulang Tahun V BTS Juga Bakal Ditayangkan di Luar Angkasa, WOW

Baca Juga: Lagi! Rebahan Sambil Tonton Video Bisa Dapat Pulsa Rp 30 Juta dari Telkomsel, Begini Caranya

Selain itu, ada keunikan tersendiri dalam perekrutan anggota JI dengan merekrut santri di sejumlah pesantren yang memiliki IQ dan peringkat 1-10 di pesantrennya.

Dijelaskan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono membenarkan setelah menerima sejumlah keterangan dari pelatih JI Joko Priyono alias Karso.

“Jadi target pimpinan (JI) ini merekrut anak-anak muda lulusan terbaik dengan ranking 1-10 di beberapa Pondok Pesantren Pulau Jawa dan pulau lainnya. Target itu dilakukan, agar generasi muda ini semakin mudah untuk memahami apa yang didoktrin oleh pemimpinnya,”  ungkap Irjen Argo Yuwono, dikutip dari PMJ News, Selasa 29 Desember 2020.

Baca Juga: Skema Pelatihan Teroris JI Semarang, Pelatih: Rakit Bom Hingga Dikirim ke Suriah

Baca Juga: CATAT! Pendaftaran Kartu Prakerja Dibuka 2021 untuk Golongan Ini...

Sementara itu, pelatih JI Semarang Karso mengungkapkan dirinya telah diamanahkan oleh pimpinan JI untuk merekrut sejumlah santri khusus dalam misinya.

“Saya diamanahkan oleh pimpinan kami Para Wijayanto untuk melatih anggota muda generasi kita (JI). Kita rekrut dari beberapa pondok yang agamanya bagus dan pintar. Targetnya ranking 1-10 di pondok pesantrennya. Karena Mumin (Keagamaannya Bagus) kan lebih mudah dicintai," terangnya.

Karso menambahkan, ada juga santri yang berpredikat 10-20. Namun, kelompoknya tidak mempermasalahkan hal tersebut, terpenting sang santri menerima untuk dilatih dan ajaran-ajaran yang sudah dipersiapkan.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Tiba-tiba Didatangi Dua Orang Usai Subuh, Disebut Tamu Istimewa

Baca Juga: Donald Trump dan DPR AS Bakal Beri Bantuan Sebesar Ini untuk Warga Amerika Serikat

“Dari lulusan beberapa pondok ini tujuan kita ingin membentuk kepemimpinan masa depan yang memahami realita jihad,” urai Karso.

Dari hasil rekrutan tersebut, Karso menambahkan, semua generasi muda JI akan melakukan pemusatan pelatihan basic awal bela diri dengan dibekali megang pisau, pedang, maupun samurai selama 6 bulan. Kemudian, anggota tersebut akan dikirim ke Suriah untuk dilatih militer selama 1 bulan.

Hal senada juga diungkapkan salah satu anggota muda Jamaah Islamiyah bernama Ahmad Hafidz mengatakan, ia masuk tahun 2013 ke Sasana dan mulai mengikuti pelatihan bela diri wushu serta materi tambahan seperti lempar pisau, lempar bintang sampai penggunaan samurai.

Baca Juga: Cerita Warga AS, Pelaku Pengeboman di Nashville Beri Peringatan Ini Seminggu Sebelum Kejadian

Baca Juga: Tanggapi Parodi Lagu Indonesia Raya yang Viral, Kedubes Malaysia Angkat Suara

Selain itu, Ahmad Hafidz mengaku dirinya pernah melakukan latihan militer di Suriah selama 1 bulan.

Ia juga diminta untuk memperbantukan menjaga rumah sakit serta wilayah perbatasan. Di sana ia bergabung dengan kelompok Ja’bah Mitroh.

“Saya mendapat pelatihan militer di sana dan juga belajar agama. Lalu ditugaskan di beberapa tempat seperti rumah sakit dan menjaga perbatasan,” kata Ahmad Haridz.***

Editor: Meilia Mulyaningrum

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x