BKKBN Jelaskan Jika Sekitar 3.630 anak Resiko Stunting Akan Dapat Bantuan Program Bapak Asuh Anak Stunting.!

- 18 Juli 2022, 14:19 WIB
BKKBN Jelaskan Jika Sekitar 3.630 anak Resiko Stunting Akan Dapat Bantuan Program Bapak Asuh Anak Stunting.!
BKKBN Jelaskan Jika Sekitar 3.630 anak Resiko Stunting Akan Dapat Bantuan Program Bapak Asuh Anak Stunting.! /Pixabay/Andreas Danang Aprillianto

SEMARANGKU - Sekitar 3.630 anak yang memiliki resiko stunting akan mendapatkan bantuan melalui program Bapak Asuh Anak Stunting. 

Hal ini juga dijelaskan oleh Irma Ardiana sebagai Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN di Jakarta, 17 Juli 2022. 

Ada sekitar 3.630 anak dengan resiko stunting yang akan menerma bantuan prgram Bapak Asuh Anak Stunting. 

Lalu untuk jumlah mitra sudah ada lebih dari 50 mitra yang terdiri dari perusahaan maupun lembaga.

Baca Juga: Benarkah HP Nokia Edge 2022 Akan Dibandrol Dengan Harga Rp7 Jutaan? Simak Penjelasannya di Sini

"Saat ini jumlah anak yang menerima bantuan sekitar 3.630 anak. Sedangkan untuk mitra sampai saat ini sudah lebih dari 50 mitra terdiri dari perorangan maupun perusahaan atau pun lembaga," kata Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN Irma Ardiana dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu 17 Juli 2022 seperti yang diketuip Semarangku dari Pikiran Rakyat yang berjudul BKKBN: 3.630 Anak Stunting Dapat Bantuan

Irma menjelaskan, konsep program Bapak Asuh Anak Stunting sendiri sama dengan program orangtua asuh kebanyakan, yakni donatur membantu keluarga asuhnya, namun kali ini sasarannya adalah calon pengantin, ibu hamil dan anak-anak bayi umur dua tahun yang berasal dari keluarga tidak mampu.

Ada dua fokus asuhan yang akan diberikan donatur kepada keluarga berisiko stunting, yakni asuhan prioritas dan asuhan pendamping.

Baca Juga: Savefrom.net Berikan Cara Terbaik Download Video CapCut Tanpa Watermark Dengan Lebih Cepat dan Mudah!

Dia berkata asuhan prioritas lebih fokus pada dua kegiatan yaitu pemberian makanan tambahan dan bantuan sanitasi termasuk akses air bersih.

Sedangkan asuhan pendamping yakni donatur dapat memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada keluarga berisiko stunting secara kelompok atau intrapersonal.

"Kemudian pemberdayaan ekonomi keluarga, karna kita sudah paham bagaimana karakteristik dari keluarga berisiko dan juga dengan baduta atau balita stunting pra sejahtera, maka memang mereka perlu dimampukan secara ekonomi," ujar Irma.

Irma berharap program Bapak Asuh Anak Stunting terus mendapatkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, baik pribadi, swasta, kementerian/lembaga hingga media yang terus mempublikasikan adanya program pengentasan stunting nasional ini yang sasarannya adalah keluarga dengan risiko anak stunting.
"Oleh karena itu kita harus pastikan konvergensi nya sampai pada titik keluarga dari berbagai program kebijakan yang diatur dari yang di atas (pemerintah pusat) sampai di bawah (pemerintah desa). Nah itu strategi kita," tuturnya.

Stunting merupakan ancaman nyata bagi masa depan anak-anak dan Indonesia.

Angka kasus stunting yang saat ini mencapai 24 persrn masih melebihi ambang batas Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) yakni prevelansi stunting kurang dari 20 persen.

Berbagai upaya telah dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menurunkan angka kasus stunting yang pada 2013 masih berada pada prevelansi 37,8 persen dan pada 2019 berhasil diturunkan menjadi 27,6 persen dan saat ini berada pada angka 24 persen.

BKKBN terus berupaya dengan berbagai cara untuk mencapai target penurunan stunting nasional menjadi 14 persen pada 2024.***

Editor: Hendrik Nuryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah