Gara-Gara Ini, Mabes Polri Ikut Urusi Kedelai

6 Januari 2021, 20:04 WIB
Satgas Pangan lakukan inspeksi di perusahaan importir kedelai kemarin. /Dok Humas Polres Magelang

SEMARANGKU – Mabes Polri mesti turun tangan mengurusi persoalan kedelai yang dinilai semakin genting karena menyangkut UMKM dan petani.

Bahkan Mabes Polri melalui kepolisian yang ada di daerah terjun langsung ke sejumlah daerah untuk memastikan jika tak ada persoalan kedelai yang menjadi bahan baku utama tempe dan tahu UMKM.

Terakhir, Mabes Polri memberikan ancaman bagi siapapun yang kedapatan melanggar hukum dan mempermainkan stok kedelai maka pidana menjadi hukumannya.

Baca Juga: Grammy Award 2021 di Amerika Serikat Ditunda Sampai Maret, Begini Penjelasan Recording Academy

Baca Juga: Cair Besok! Ini Cara Dapat Token Listrik Gratis PLN dengan 3 Langkah Mudah

Polri nampaknya tak main-main dalam menanggulangi isu kelangkaan kedelai di masyarakat. Polri menyatakan akan memproses secara hukum bagi importir kedelai yang mencoba melakukan penimbunan dan memainkan harga.

Penimbunan dan memainkan harga bisa menyebabkan kelangkaan dan mahalnya bahan baku kedelai di masyarakat yang menjadi bahan baku tempe dan tahu.

"Polri merespon kelangkaan  kedelai di pasar terutama importir, apabila di temukan dugaan Pidana Satgas Pangan lakukan penegakan hukum," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono, sebagaimana keterangan pers dari Humas Polri, Rabu 6 Januari 2021.

Baca Juga: Update Perkembangan Bibit Vaksin Merah Putih, Akan Diuji pada Hewan Dulu

Baca Juga: Nekat Kabur Tanpa Busana, Napi Asal Australia Mendarat di Kolam Buaya

Argo menyebut, Satgas Pangan Bareskrim Polri sendiri sudah melakukan pengecekan ke gudang-gudang importir kedelai pada kemarin hari.

Diantaranya adalah, gudang yang berada di Bekasi, yakni, PT. Segitiga Agro Mandiri. Dalam temuannya, bahwa perusahaan itu bergerak di bidang impor kedelai ex Amerika dengan kapasitas antara 6.000 hingga 7.000 ton per bulan.

"Bahwa kedelai impor tersebut selain diperuntukan guna pemenuhan industri tahu dan tempe untuk kualitas II juga dipergunakan untuk proses pakan ternak dan proses pembuatan minyak kedelai serta produk turunan lainya," ujar Argo.

Baca Juga: Aturan dan Kebijakan Pembatasan Aktivitas di Jawa-Bali Pada 11-25 Januari 2021

Baca Juga: Ini yang Akan Dilakukan Ganjar Pranowo Jika Ada Warga Jateng yang Menolak Vaksin Covid-19

Lalu, distribusi ke UMKM industri tahu dan tempe ke wilayah Jabodetabek dan Bandung Jawa Barat dengan pendistribusian antara 250-300 ton per hari dan stok tersisa saat ini sebanyak 2.500 ton.

Kacang kedelai tersebut disalurkan melalui distributor dengan harga saat ini Rp 8.600/Kg terjadi kenaikan sekitar Rp 1.000 sejak pertengahan bulan Desember 2020.

"Didapat informasi dari Staff Perusahaan tersebut Kenaikan harga disebabkan karena selain harga beli di negara asal terjadi kenaikan yang sebelumnya 6.800 menjadi 8.300 juga disebabkan dikarenakan sejak pertengahan bulan Oktober-Desember 2020 kapal yang langsung tujuan Indonesia sangat jarang sehingga menggunakan angkutan tujuan singapore dan sering terjadinya delay dikarenakan menunggu waktu dalam konekting ke Indonesia sehingga keterlambatan antara 2- 3 minggu," papar Argo.

Baca Juga: Pemerintah Akan Mulai Vaksinasi Covid-19 Pekan Depan, Menkes: 15 Bulan Bisa Selesai

Baca Juga: Seventeen Akan Selenggarakan Konser Online Akhir Bulan Januari, Ini Kata Pledis Entertainment

Sekali lagi Mabes Polri mengancam siapapun yang kedapatan menimbun dan memainkan harga kedelai akan dikenai sanksi pidana. ***

Editor: Endro

Tags

Terkini

Terpopuler