Pasukan Afghanistan dan Taliban Saling Serang, Ribuan Warga Pilih Mengungsi

15 Oktober 2020, 11:14 WIB
Pasukan Afghanistan dan Taliban Saling Serang, Warga Memilih untuk Mengungsi /Pixabay/WikiImages/

SEMARANGKU - Puluhan ribu warga sipil di Afghanistan Selatan telah meninggalkan rumah mereka dan mengungsi akibat pertempuran sengit yang terjadi antara Taliban dan pasukan pemerintah Afghanistan dalam beberapa hari terakhir.

Dilansir oleh Semarangku dari Al Jazeera pada Rabu, 14 Oktober 2020, pejabat setempat mengungkapkan bahwa kekerasan terus meningkat hingga saat ini meskipun pembicaraan damai antara kedua pihak sedang berlangsung.

Pejuang Taliban melancarkan serangkaian serangan di kota Lashkar Gah, di provinsi Helmand selama akhir pekan, hal ini mendorong Amerika Serikat untuk menyerukan serangan udara untuk mendukung pasukan pemerintah.

Baca Juga: Kesempatan Terakhir, Ini Cara Dapat Uang Gratis Rp 5 Juta dari Telkomsel dengan Mudah!

Baca Juga: Kumpulan Challenge Berhadiah Uang Jutaan Rupiah dari Telkomsel, Lengkap dengan Cara Ikutnya!

Ketegangan ini memicu warga sekitar untuk mengungsi ke wilayah yang lebih aman dengan menggunakan sepeda motor, taksi, dan bus secara berdesakan.

"Lebih dari 5.100 keluarga atau 30.000 oran telah melarikan diri menghindari pertempuran sejauh ini," kata Sayed Mohammad Ramin selaku Direktur departemen pengungsi di Helmand kepada kantor berita AFP.

“Beberapa keluarga masih tinggal di tempat terbuka di jalan-jalan di Lashkar Gah, kami tidak memiliki tenda untuk diberikan kepada mereka,” tambahnya.

Baca Juga: ShopeePay Day Digelar 15 Oktober Hadirkan Solusi Belanja Hemat Sambut Shopee 11.11 Big Sale

Sementara itu, misi bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Afghanistan meminta para pejuang Taliban dan pasukan keamanan untuk menempuh semua tindakan yang memungkinkan untuk melindungi warga sipil, termasuk jalan yang aman bagi mereka yang ingin meninggalkan daerah berkonflik tersebut.

Salah seorang penduduk local, Hekmatullah mengatakan bahwa ia terpaksa melarikan diri setelah mortir menghantam rumah tetangganya yang menewaskan dua orang perempuan.

“Pertempuran itu sangat sengit sehingga saya tidak punya waktu untuk mengambil pakaian. Saya hanya membawa keluarga saya, ”kata Attaullah Afghan, seorang petani setempat yang melarikan diri bersama 12 orang keluarganya.

Baca Juga: Diperpanjang Hingga 2021, Ini Cara Cek Penerima BLT Subsidi Gaji Rp1,2 Juta dengan 2 Langkah Mudah

Baca Juga: Kemenparekraf Bagi-bagi Rp 3,3 Triliun Bagi Golongan Ini, Berikut Penjelasan Syarat dan Cara Daftar

Badan amal medis, Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) mengatakan dalam sebuah postingannya di Twitter pada hari Rabu, 14 Oktober 2020 bahwa rumah sakit utama di Lashkar Gah terus bekerja untuk merawat yang terluka.

Ia menambahkan bahwa terdapat 20 orang pasien tambahan yang dirawat selama 24 jam terakhir, sehingga jumlah total pasien menjadi 40, termasuk diantaranya perempuan hamil dan anak-anak.

Secara terpisah, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB dalam sebuah pernyataan pada hari yang sama mengatakan bahwa dua klinik kesehatan di Helmand, yakni Klinik Kesehatan Komprehensif Nawa dan Klinik Kesehatan Dasar Bolan terpaksa harus ditutup karena pertempuran.

Baca Juga: DPR Serahkan Draft Final UU Cipta Kerja ke Setneg, Ini Beberapa Poin yang Diubah!

Baca Juga: Cair 2 Kali! Ini Cara Dapat Bantuan Kuota Internet Gratis Telkomsel dari Pemerintah Oktober 2020

“Tujuh fasilitas kesehatan lainnya di Nad-e-Ali/Marja, Nahr-e-Saraj, Lashkargah dan Nawa ditutup pada 14 Oktober karena ancaman terhadap staf kesehatan. Sebelum ditutup, fasilitas kesehatan beroperasi dengan fokus pada perawatan trauma saja,”kata pernyataan itu.

"Penutupan fasilitas kesehatan berdampak terhadap lebih dari 38.000 orang di daerah itu dan membuat mereka kehilangan akses ke layanan kesehatan kritis," tambahnya.

Badan amal internasional, Save the Children menggambarkan situasi pertempuran di wilayah tersebut dengan ungkapan "sangat memprihatinkan".

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG LIVE STREAMING TVRI Belajar Dari Rumah Hari Ini Kamis 15 Oktober 2020, Yuk Tonton

Baca Juga: Bantuan Kuota Internet Gratis Kemdikbud Belum Cair Hingga Sekarang? Ini Cara Urusnya, Dijamin Cair!

“Empat dekade konflik di Afghanistan berdampak buruk pada kehidupan anak-anak. Pendidikan mereka sangat terganggu dan banyak yang menjadi cacat atau dibunuh oleh senjata peledak atau serangan terhadap sekolah dan rumah sakit. Tahun ini, anak-anak merupakan sepertiga dari semua korban sipil dalam kekerasan itu, dan itu tidak dapat diterima, ”kata Chris Nyamandi, direktur Save the Children di Afghanistan, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

Bentrokan di provinsi tersebut terjadi setelah pembicaraan damai di Afghanistan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan yang dimulai di ibu kota Qatar, Doha sekitar sebulan yang lalu.

Pembicaraan ini menjadi dimungkinkan terjadi setelah Amerika Serikat menandatangani kesepakatan dengan Taliban pada Februari lalu dengan komitmen untuk menarikan secara bertahap pasukannya yang tersisa di Afghanistan dengan imbalan jaminan keamanan bagi pihak Taliban.

Baca Juga: Habib Rizieq Diklaim FPI Sudah Bebas Cekal dari Arab Saudi, Tanggapan Kemenlu RI Seperti Ini

Baca Juga: Prabowo Ungkap Dalang Lain di Balik Aksi Demo Tolak UU Cipta Kerja Usai Tudingan Mengarah ke SBY

Akan tetapi, pada hari Senin, pasukan AS mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa serangan udara di provinsi Helmand untuk mendukung pasukan keamanan Afghanistan yang diserang oleh Taliban.

Juru bicara militer AS, Kolonel Sonny Leggett pada Senin menyatakan bahwa serangan Taliban baru-baru ini di Helmand melanggar dengan kesepakatan AS-Taliban yang ditandatangani pada Februari dan merusak kesepakatan damai yang sedang berlangsung.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler