SEMARANGKU - Polisi Belarusia mengancam akan menembakkan peluru tajam ke pengunjuk rasa dan menilai bahwa bahwa demonstrasi oposisi terhadap Presiden Alexander Lukashenko menjadi lebih radikal Senin, 12 Oktober 2020.
Dilansir Semarangku dari Al Jazeera pada hari yang sama, Deputi Utama Kementrian Dalam Negeri Belarusia Gennady Kazakevich dalam sebuah pesan Telegram menyampaikaan bahwa petugas penegakan hukum dan keamanan setempat tidak akan meninggalkan jalanan dan akan menggunakan peralatan pengendalian kerusuhan dan senjata mematikan jika diperlukan.
"Petugas penegakan hukum dan pasukan internal tidak akan meninggalkan jalan-jalan dan akan menggunakan peralatan pengendalian kerusuhan dan senjata mematikan jika perlu," sebut Gennady.
Baca Juga: Waspada Penipuan Berkedok Kartu Prakerja Gelombang 11 Janjikan Insentif Rp 600.000, Ini Faktanya
Baca Juga: Bahaya! Kartu Prakerja Berpotensi Dinonaktifkan Karena 5 Hal Ini, Simak Infonya Disini
Protes damai pecah setelah Lukashenko mengklaim kemenangan dalam pemilihan pada 9 Agustus lalu atas kandidat oposisi populer, Svetlana Tikhanovskaya yang juga mengklaim sebagai pemenang sebenarnya.
Polisi sejauh ini mengaku hanya menggunakan peralatan pengendali kerusuhan seperti meriam air, peluru karet, dan granat setrum untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Deputi Utama Menteri Dalam Negeri, Gennady Kazakevich adalah pertama kalinya pihak berwenang secara eksplisit mengancam akan menggunakan senjata api terhadap demonstran oposisi.
Baca Juga: Klarifikasi SBY Soal Tuduhan Dalang dan Danai Demo UU Cipta Kerja, Tak Percaya Luhut dan Airlangga