Joe Biden Resmi Pimpin AS, Ini Nasib TikTok, Huawei dan Produk Teknologi Tiongkok di Amerika Serikat

- 10 November 2020, 10:57 WIB
Menang di Pemilu Amerika 2020, Joe Biden dan Kamala Harris
Menang di Pemilu Amerika 2020, Joe Biden dan Kamala Harris //twitter//@joebiden

SEMARANGKU –Joe Biden dan Kamala Harris telah resmi memenangkan pertarungan politik Amerika Serikat tahun 2020. Politisi Partai Demokrat AS tersebut unggul dengan 290 suara electoral dan dipilih lebih dari 74 juta rakyat AS.

Kemenangan Biden atas Trump membawa politik luar negeri Amerika Serikat dengan gaya baru. Terlebih dalam menjalin hubungan dengan Tiongkok. Karena kedua Negara ini berada dalam perang dingin teknologi.

Sejumlah kebijakan dilahirkan untuk menghambat Tiongkok. Sebaliknya, Amerika Serikat juga mendapat beberapa hambatan.

Baca Juga: Kisah Inspirasi Hari Pahlawan Nasional 2020 dari Ika Dewi Maharani Sosok Relawan dan Sopir Ambulans

Baca Juga: Cara Cek BLT BPJS Ketenagakerjaan Subsidi Gaji Sudah Cair di Rekening Apa Belum, Begini Caranya!

Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan pemblokiran sejumlah teknologi buatan Tiongkok. Seperti TikTok, Huawei, dan WeChat.

Lalu? Bagaimana nasib produsen Tiongkok di bawah kepemimpinan Joe Biden?

Dilansir SEARANGKU dari RRI, menurut Fank selaku anggota kongres, menyatakan bahwa kebijakan AS terhadap Tiongkok dibawah Biden akan berubah dibanding Trump. Meskipun perubahan itu tidak semerata “membebaskan” China dari pusaran konflik dengan AS.

Baca Juga: Update Terbaru Penanganan Virus Corona Covid-19, Menunggu Vaksin? Ini Penjelasan dr. Reisa

Baca Juga: Alhamdulillah! BLT BSU Subsidi Gaji Gelombang 2 Sudah Cair, Ini Cara Cek Penerima di kemnaker.go.id

“Namun melenyapkan kebijakan anti-Huawei secara sepihak tidak mungkin dilakukan di AS, bahkan jika dia (Biden) ingin melakukannya,” tutur Frank.

Kemungkinan para pemimpin AS sudah memiliki sentiment anti produkteknologi Tiongkok. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil survei yang dipublikasikan Center for Strategic and Internetional Studies (CSIS), bahwa 71 persen pemimpin di AS meyakini bahwa perusahaan Tiongkok dilarang masuk, turut berpartisipasi dalam pasar 5G di AS.

Lebih kejam lagi, bahwa Washington harus melarang semua ekspor dari Tiongkok!

Baca Juga: Kesempatan Terakhir, Hadiah Uang Gratis Rp160 Juta Terlkomsel Bisa Masuk Rekeningmu, Ini Caranya

Baca Juga: Cairkan BLT BSU Subsidi Gaji BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2, Menaker Juga Upayakan Hal Ini!

Scott Kennedy selaku Penasihat seior bidang Bisnis China dan Ekonomi dari CSISS mengatakan bahwa Biden perlu membuat kebijakan yang mamadukan antara kerja sama dan tekanan kepada Beijing.

Selain itu, Kennedy juga mengatakan bahwa Biden bisa saja mengadopsi sedikit cara Trump. Seperti halnya dalam mengalakukan pengontrolan ekspor dan pembatansan investasi. Meskipun demikian dalam implementasinya bisa berbeda.

“Orang-orang perlu memahami bahwa kebijakan AS sangat terpengaruh oleh apa yang dilakukan pemerintah China. Jika China melanjutkan kebijakan yang mereka implementasikan sekarang, dengan rencana 5-15 tahun ke depan (dalam bidang iptek) strategi itu akan menimbulkan respon negatif dari AS dan pihak lain,” jelas Kennedy.

Baca Juga: Mau Tahu Daftar Penerima BLT BPUM Banpres UMKM? Yuk Cek pembiayaan.depkop.go.id Sekarang Juga!

Baca Juga: Sedih! Kang Daniel dan Jihyo TWICE Akhiri Hubungan Asmara, Begini Kata Agensi

Namun, Biden bisa saja sedikit melonggarkan, misal dengan melakukan penyempitan kriteria pembatasan.

“Sebagai contoh, perusahaan seperti TikTok dan WeChat, pemblokiran bisa saja ditarik karena mereka tidak memiliki konflik yang tidak bisa didamaikan dengan AS,” katanya.

Namun, sektor lain seperti halnya 5G yang memposisikan Huawei sebagai pusat persaingan AS-Tiongkok, situasinya akan menjadi sangat rumit.

Baca Juga: Cara Kelola Bantuan BSU dan BLT yang Benar, Simak Pesan Penting dari Para Ahli Keuangan Ini

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Dicurangi, Kemnaker Lakukan Ini Agar Dana Cair Tepat ke Pekerja

Dulu, Donald Trump sempat membuat kebijakan yang mengakibatkan Huawei tidak dapat menggunakan teknologi AS untuk produksi semikonduktor. Padahal, Qualcomm buatan AS sangat dibuthkan dalam penggunaannya.

Wakil Direktur Pusat Studi AS di Universitas Fudan, Xin Qiang mengatakan bahwa perbedaan antara Biden dan Trump dalam bidan teknologi adalah dalam hal inti seperti halnya kedirgantaraan, komunikasi kuantum, dan kecerdasan buatan.

“Tidak bisa dipungkiri, China-AS akan terpisah sebagaian satu sama lain pada sektor teknologi tinggi,” tutur Xin.

Xin juga menambahkan bahwa sebaiknya tidak lengah dengan isu perbaikan hubungan bilateral jika Biden memimpin AS.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x