BMKG: La Nina Picu Bencana Hidrometeorologi Tsunami-Gempa, Menko Luhut Beri Pesan Ini

- 16 Oktober 2020, 06:42 WIB
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.* /Antara/
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.* /Antara/ /

SEMARANGKU – Fenomena La Nina dikabarkan tengah terjadi dan Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak. Akibat dari fenomena tersebut, bencana hidrometeorologi seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan longsor sangat mungkin terjadi.

Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berpesan terkait peringatan dari BMKG ini.

Hal tersebut disampaikan Luhut dalam rapat koordinasi nasional (rakornas) terkait potensi bencana hidrometeorologi akibat adanya La Nina, rapat tersebut tepatnya diselenggarakan pada 7 Oktober lalu.

Baca Juga: Kuota Internet Gratis Sudah Habis? Tenang, By.U Beri Bonus 10 GB, Ini Cara Dapatnya

Baca Juga: Valentino Rossi Positif Covid-19, Batal Main MotoGP Aragon Minggu Ini, Susul Cristiano Ronaldo

Dalam rapat tersebut hadir sejumlah pihak terkait mulai dari Dirjen dari Kementerian Dalam Negeri hingga sejumlah pemerintah daerah yang daerahnya berpotensi mengalami bencana.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan urgensi dari rakornas tersebut menyusul BMKG dan sejumlah pusat layanan iklim beberapa negara mengonfirmasi terjadinya fenomena La Nina.

Fenomena yang terpantau menyebabkan peningkatan curah hujan seiring dengan dimulainya awal musim hujan pada bulan Oktober dan November ini akan menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti gempa bumi-tsunami.

Baca Juga: Belum Dapat Transferan BLT Subsidi Gaji Rp1,2 Juta Tahap 1 Sampai 5? Ini Cara Lapornya!

Baca Juga: Kejam! Kelompok Asing Bersenjata Tewaskan 14 Orang Pakistan Barat, Ini Kronologinya!

Lebih lanjut Dwikorita mengajak semua pihak untuk mempersiapkan diri untuk menghadapai hal yang sudah di depan mata tersebut.

Dwikorita menunjukkan catatan historis yang menyebutkan bahwa La Nina dapat menyebabkan peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia sebanyak 20 sampai 40 persen di atas normal.

Jumlah tersebut bisa lebih. Namun, dampak La Nina tidak bisa disamaratakan ke seluruh wilayah Indonesia secara umum.

Baca Juga: Rekomendasi 4 Aplikasi Reksa Dana Untuk Pemula

shopeeBaca Juga: ShopeePay Day Digelar 15 Oktober Hadirkan Solusi Belanja Hemat Sambut Shopee 11.11 Big Sale

Pada bulan Oktober-November 2020, diprediksikan peningkatan curah hujan bulanan dapat terjadi di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatra.

Sementara itu, peningkatan curah hujan di bulan Desember hingga Februari 2021 akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara, dan Papua.

Data kejadian gempa bumi berdasarkan data monitoring kegempaan yang dilakukan BMKG menunjukkan peningkatan aktivitas dalam jumlah maupun kekuatannya.

Baca Juga: Bantuan Kuota Internet Gratis Kemdikbud Langsung Cair Oktober Jika Syarat Ini Kamu Lengkapi!

Baca Juga: Sama Kayak Kartu Prakerja, Bantuan Facebook per UKM Beri Pelatihan dan Insentif Modal, Dapat 31 Juta

Kejadian gempa bumi sebelum tahun 2017 rata-rata hanya 4000-6000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari 5 sekitar 200-an.

Namun setelah tahun 2017 jumlah kejadian itu meningkat menjadi lebih dari 7000 kali dalam setahun bahkan terjadi peningkatan signifikan pada tahun 2018 dan 2019.

Untuk bencana tsunami sendiri, fakta menunjukkan penyebab bencana tersebut bukan hanya dipicu karena gempa bumi tektonik saja.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji BPJS Rp1,2 Gelombang 2 Juta Segera Cair, Penuhi Syarat Ini Agar Dapat!

Baca Juga: Valentino Rossi Positif Covid-19, Ini Pernyataan Resmi Yamaha, Siapa Penggantinya, Jorge Lorenzo ?

Contohnya pada Desember 2018 terjadi peristiwa typical tsunami Selat Sunda yang diakibatkan oleh aktivitas gunung api di laut yang menurut statistik peristiwa semacam ini tergolong langka.

Menanggapi kemungkinan bencana yang diakibatkan oleh fenomena La Nina, Menko Luhut mengajak semua orang untuk memperhatikan setiap informasi dari BMKG, apalagi sekarang masih dalam masa pandemi.

Luhut juga meminta semua pihak berkoordinasi dan berkolaborasi dalam menghadapi bencana dan tidak saling menyalahkan.

“Mohon bapak ibu pimpinan, para kepala daerah untuk betul-betul bersinergi. Ini masalah kita bersama dan harus kita selesaikan bersama. Tidak boleh lagi saling menyalahkan dalam urusan bencana,” ucap Luhut, dilansir oleh Semarangku dari situs resmi BMKG.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x