SEMARANGKU – Sejumlah pusat layanan iklim beberapa negara mengungkapkan perkembangan fenomena La Nina yang dapat menyebabkan sejumlah bencana hidrometeorologi.
Pusat layanan iklim yang dimaksud yaitu NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang), dan BMKG sendiri telah memperkirakan perkembangan La Nina.
Perkembangan fenomena La Nina dapat mencapai intensitas La Nina moderate pada akhir tahun 2020 dan akan mulai meluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021.
Baca Juga: 400 Ribu+ Orang Sudah Dapat, Ini Penyebab BLT Gaji Subsidi Tahap 5 Belum Cair ke Rekeningmu
Baca Juga: Sejak Perdana Dibuka Posko Aduan UU Cipta Kerja Langsung Terima Dua Laporan, Dari Siapa?
Perkembangan anomali La Nina dibuktikan melalui Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) yang menunjukkan suhu permukaan laut.
Suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka -0,5 derajat celcius, yang menjadi ambang batas kategori La Nina.
Perkembangan anomali suhu permukaan laut di wilayah tersebut masing-masing adalah -0,6 derajat celcius pada bulan Agustus, dan -0,9 derajat celcius pada bulan September 2020.
Baca Juga: Asik, Wisata Karimunjawa Segera Dibuka, Ganjar Pranowo Meminta Syarat Ketat, Booking Klik Disini