Kepada Presiden Jokowi, Ganjar Pranowo Beberkan Progres Penanganan Covid-19 di Jateng

- 30 Juni 2020, 12:05 WIB
Presiden Joko Widodo tiba di Lanud Ahmad Yani Semarang disambut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Selasa (30/6). / Setneg.go.id
Presiden Joko Widodo tiba di Lanud Ahmad Yani Semarang disambut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Selasa (30/6). / Setneg.go.id /

SEMARANGKU – Hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Provinsi Jawa Tengah. Gubernur Ganjar Pranowo membeberkan penanganan Covid-19 kepada Presiden, di kantor Gradika Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Selasa (30/6/2020) pagi.

Ganjar terlebih dulu menyampaikan data kasus Covid-19 di Jateng. Data real time sampai sekarang, jumlah ODP 50.588 kasus, dalam pemantauan 3.922, dan selesai pemantauan 46.666.

Jumlah PDP 8.683 kasus, pasien dirawat masih 955, pasien sembuh 6.536, dengan pasien meninggal 1.192. Sedangkan positif 3.996 kasus, pasien dirawat 1.818 dan pasien sembuh1.856 serta pasien meninggal 322 orang.

Baca Juga: Polda Jateng Amankan 67 Pejudi Selama Sepekan, Kupon Hongkong Mendominasi

Gubernur memperlihatkan peta epidemiologi Covid-19 di Jateng. Tampak dari peta, beberapa daerah yang sebelumnya merah, kini beranjak ke orange dan kuning.

Risiko tinggi saat ini, kata Ganjar Pranowo, konsentrasi di Kota Semarang, Demak, dan Jepara.

Meski demikian pihaknya tidak bisa melepaskan dari area Semarang Raya. Seperti Kota Semarang, Kendal, Demak, Kabupaten Semarang, dan Salatiga.

Baca Juga: Donald Trump Jadi Target, Akan Ditangkap Oleh Pemerintah Iran

“Maka sekarang kita lagi membantu kawan-kawan bupati, wali kota yang hari ini juga hadir dalam vidcon. Mereka, pasukan di depan yang kita minta untuk mengamankan daerah masing-masing,” kata Ganjar Pranowo.

Pihaknya juga tengah melakukan analisis dari pasien positif. Yang mana, ada penambahan kasus yang banyak terjadi di minggu ke-26 sebanyak 922 kasus.

Hal ini terjadi karena Kota Semarang aktif melakukan pemeriksaan PCR. Dan itu sudah melebihi dari target. Dengan klaster yang paling menonjol ada dari ASN, pegawai PLTU dan pasar tradisional.

Baca Juga: Resmi, Tony Cairoli Perpanjang Kontrak dengan KTM Red Bull Hingga 2021

“Ini yang sekarang langsung kita isolasi semuanya. Ada pegawai PLTU, pasar tradisional di Kota Semarang, panti lansia, dan polres yang ada di Rembang. Kami sudah koordinasi dengan Polda untuk kita lakukan satu isolasi di sana. Lalu ada nakes dan pegawai PLTU yang ada di Jepara,” bebernya.

Selanjutnya, kata dia, pihaknya juga terus melakukan komunikasi dan tes kepada mereka yang berasal dari klaster Gowa, dan Temboro.

Pihaknya juga melakukan analisis dari banyaknya pasien meninggal, ternyata rata-rata memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, ginjal kronis, gagal jantung, jantung koroner, asma, stroke, dan lainnya.

Baca Juga: Daftar Harga Sepeda Lipat Kisaran Harga 5 Jutaan di Indonesia

Gubernur juga membeberkan tren harian pemeriksaan PCR di Jateng hingga 29 Juni 2020 seluruh spesimen ada 2.366. Saat ini trennya menunjukkan grafik menurun.

Terkait kesiapan laboratorium, pihaknya telah mendesak agar mereka bisa menyelesaikan dalam waktu dua hari.

“Maka kalau mereka membutuhkan pegawai tambahan, kita tambahi, pak. Per besok pagi kita selesai melatih untuk rekrutmen para petugas untuk membantu lab-lab ini,” ucapnya.

Baca Juga: Konsumsi BBM di Masyarakat Mulai Naik Setelah Era New Normal

Untuk gambaran perkembangan angka reproduksi di 35 kota dan kabupaten di Jateng per 26 Juni, lanjut Ganjar Pranowo, menunjukkan hal yang dinamis.

Dalam dua minggu terakhir ada 11 kabupaten dan kota dengan angka Rt di atas 1. Hal itu juga sangat bergantung daerah dalam melaksanakan contact tracing serta pemeriksaan PCR.

Dia berharap bantuan mobil dari Gugus Tugas pusat akan bisa dimanfaatkan ke titik-titik kota dan kabupaten agar bisa membantu penanganan bisa lebih cepat. Pihaknya juga telah menyediakan rumah sakit, dan tempat isolasi yang memadai.

Baca Juga: Dua Daerah di Jateng Masih Merah, 11 Daerah Butuh Perhatian Khusus

Langkah penanganan selanjutnya, adalah membentuk korwil di enam eks keresidenan di Jawa Tengah.

Tujuannya antara lain mendorong penemuan kasus di kabupaten dan kota dengan metode contact tracing, screening, swab, dan pengiriman spesimen secara masif.

“Maka kita back up lab-nya. Dan kita uji coba di tempat wisata berupa kenormalan baru agar kita bisa tahu,” ujarnya.

Baca Juga: All New Honda Jazz Hybrid Terbaru akan Mengadopsi Teknologi F1

Selain juga dengan pembentukan korwil di enam eks keresidenan itu untuk mendorong tata kelola laboratorium terkait penerimaan spesimen, pemeriksaan dan penyampaian hasil.

“Secara singkat inilah perkembangan yang ada d Jawa Tengah. Selanjutnya kami mohon arahan,” pungkasnya. ***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x