Stunting menjadi masalah yang penting untuk diselesaikan karena berpotensi mengganggu potensi SDM, dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak dikutip dari Twitter BKKBN Maluku Utara.
BKKBN turut menginformasikan, angka stunting turun menjadi 27,67 persen pada 2019 berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia.
Meski terjadi penurunan, angka stunting masih terbilang tinggi sebab WHO menetapkan maksimal angka stunting sebanyak 20 persen.
Baca Juga: Rayakan Valentine Day Bersama, Verrel Bramasta Sampai Mikir 5 Hari untuk Hubungi WA Anya Geraldine
Diketahui bahwa risiko stunting selain dapat muncul saat kehamilan, juga dialami bayi yang terlahir normal namun kekurangan asupan gizi.
"Yang lahir normal pun masih ada kesempatan jadi stunting karena tidak dapat ASI dengan baik, kemudian asupan makanannya tidak cukup," ujar dr. Hasto.
Lebih lanjut dr. Hasto mengimbau pasangan yang akan menikah untuk lakukan prakonsepsi, alih-alih menyiapkan resepsi yang mewah.
Baca Juga: Alami KDRT, Nindy Ayunda Tunjukkan Wajah Lebam dan Rambut Rontok di Komnas Perempuan
Baca Juga: Raffi Ahmad Tak Percaya Dapat Vespa di Hari Ulang Tahun, Nagita Slavina ‘Ngegas’ Gara-gara Kado