SEMARANGKU - Seiring dengan program Indonesia Cegah Stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) libatkan Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Kementerian Desa (Kemendes) agar angka stunting menurun.
Rencana koordinasi antara BKKBN dengan Kemenag, Kemendagri, dan Kemendes diinformasikan oleh Kepala BKKBN sekaligus Ketua Pelaksana Percepatan Stunting, dr. Hasto Wardoyo.
BKKBN bersama Kemenag tengah siapkan platform yang berisikan penilaian status gizi kesiapan untuk hamil guna mencegah stunting. Kemenag juga siapkan 50.000 penyuluh agama untuk edukasi masyarakat terkait stunting.
Baca Juga: Xiaomi Redmi 9T Harga dan Spesifikasi, Resmi Meluncur Unggulkan Kapasitas Baterai Besar
Baca Juga: Rayakan Valentine Day Bersama, Verrel Bramasta Sampai Mikir 5 Hari untuk Hubungi WA Anya Geraldine
Sementara itu, Kemendagri dilibatkan dalam proses deteksi keluarga dengan risiko stunting melalui Nomor Induk Kependidikan (NIK). BKKBN pun diberi hak akses data tersebut oleh Kemendagri.
Adapun sinergi BKKBN dengan Kemendes yaitu melalui penggunaan dana desa dalam rangka pencegahan stunting.
Berdasarkan data BKKBN, setiap tahunnya 1,2 juta bayi terkena stunting dari total 5 juta kelahiran. Pemerintah Indonesia menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.