Ratusan Muslim Rohingya di Kamp Lhokseumawe Mendadak Hilang, Diduga Dijual ke Malaysia!

- 28 Januari 2021, 19:06 WIB
Ilustrasi: Pengungsi Rohingya di Lhokseumawe, Aceh.
Ilustrasi: Pengungsi Rohingya di Lhokseumawe, Aceh. /Instagram.com/@act_lhokseumawe

SEMARANGKU - Sejumlah ratusan Muslim Rohingya yang berada di kamp pengungsian Indonesia mendadak hilang.

Ratusan Muslim Rohingya yang sebelumnya menempati kamp pengungsian Indonesia yang berada di Lhokseumawe, Aceh, dikabarkan hilang.

Hilangnya ratusan Muslim Rohinya di kamp pengungsian Lhokseumawe tersebut diduga akibat diperdagangkan ke Malaysia.

Baca Juga: Guru Besar UNAIR Sebut Peningkatan Risiko Kematian Covid-19 Karena Hal Ini

Baca Juga: Pemprov Jawa Barat Buka Lowongan Kerja Tenaga Kesehatan, Ini Syarat dan Link Daftar Online

Ratusan Muslim Rohingya dikabarkan hilang dari kamp pengungsian Lhokseumawe, Aceh, Indonesia

Dilansir dari Al Jazeera, saat ini hanya tersisa 112 Muslim Rohingya di kamp pengungsian tersebut.

Pihak lokal dan PBB pun belum bisa memastikan keberadaan para Muslim Rohingya yang dikabarkan hilang tersebut.

Baca Juga: Tanggapi Cuaca Ekstrem, Kemenhub RI Rilis Maklumat untuk Pelayar, Ini Instruksinya

Baca Juga: Indeks Persepsi Korupsi Turun, Mahfud MD: Sejak Awal Saya Sudah Berpikir Begitu

"Kami belum tahu kemana mereka perg," ujar Ridwan Jalil selaku Kepala Stuan Tugas Rohinya do Lhokseumawe.

"Tapi mereka akan melarikan diri jika mereka dapat menemukan lubang untuk ditinggalkan karena itu adalah tujuan mereka." Tambahnya.

Ada dugaan kuat bahwa ratusan Muslim Rohingya yang hilang tersebut menjadi korban perdagangan ke Malaysia.

Baca Juga: Rumah Keluarga Tzuyu TWICE di Taiwan Disatroni Maling, Barang yang Dicuri Bikin Syok!

Baca Juga: Awas! ASN Ketahuan Gabung Organisasi Terlarang Bakal Kena Hukuman Ini

Pihak Kepolisian juga telah mengabarkan bahwa pihaknya baru-baru ini menangkap 18 Muslim Rohingya dan beberapa tersangka pelaku perdagangan Malaysia.

Sementara PBB meminta para Muslim Rohingya yang berada di kamp Lhokseumawe untuk tidak meninggalkan kamp karena ada potensi perdagangan manusia. ***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x