Muhammadiyah Buka Suara, Sebut Habib Rizieq Bagian dari Politisasi Agama!

20 November 2020, 06:00 WIB
Imam Besar Habib Rizieq Shihab (tengah) menyapa ribuan jamaah di jalur Puncak, Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11/2020). Kedatangan Imam Besar Habib Rizieq Shihab ke Pondok Pesantren (Ponpes) Alam Agrokultural Markaz Syariah DPP FPI, Megamendung, Kabupaten Bogor untuk melaksanakan salat Jumat berjamaah sekaligus peletakan batu pertama pembangunan masjid di Ponpes tersebut. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc. /ARIF FIRMANSYAH

SEMARANGKU - Habib Rizieq Shihab disebut politisasi agama oleh Intelektual Muhammadiyah, Imam Addaruqutni.

Imam Addaruqutni yang juga Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyatakan bahwa Habib Rizieq adalah bagian dari politisasi agama.

Imama Addaruqutni menegaskan meskipun Habib Rizieq mungkin mengatakan tidak, tapi dia menganggap Habib Rizieq merupakan contoh dari politisasi agama.

Baca Juga: Ingin Bungkam China, Indonesia Tawarkan Pangkalan Natuna ke Amerika Serikat, Apa Benar?

Baca Juga: Ganjar Pranowo dan Mendes PDTT Resmikan Desa Jatisobo Sukoharjo Sebagai Desa Inklusif

"Kalau Rizieq mungkin mengatakan bukan (politisasi agama). Tapi kalau kita mengatakan iya," tutur Imam, dikutip dari Antara News.

Menanggapi isu politisasi agama, TGB Muhammmad Zainul Majdi selaku Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Cabang Indonesia menganggap bahwa politiasasi agama untuk mendapatkan kekuasaan akan berdampak buruk.

"Menurut saya, politisasi agama bentuk paling buruk dalam hubungan agama dan politik," ujar TGB Muhammad Zainul Majdi dalam webinar Moya Institute bertema "Gaduh Politisasi Agama", Kamis, 19 November 2020.

Baca Juga: Ajaib! Kurang dari 24 Jam, Keinginan Kades Kalsel Temui Menteri Langsung Dipenuhi Ganjar Pranowo

Baca Juga: UKM Virtual Expo 2 Jawa Tengah Diramaikan Ribuan Produk UMKM, Anne Avantie Beri Nasihat Ini

"Sekelompok kekuatan politik menggunakan sentimen keagamaan untuk menarik simpati kemudian memenangkan kelompoknya. Menggunakan sentimen agama dengan membuat ketakutan pada khalayak ramai. Menggunakan simbol agama untuk mendapatkan simpati," tambahnya.

TGB mengatakan bahwa ada kelompok tertentu yang ingin mempolitisi agama dengan tujuan murni kekuasaan politik, akhir-akhir ini.

Akan tetapi TGB tidak menyebutkan secara rinci siapa kelompok tersebut.

Baca Juga: Akses info.gtk.kemdikbud.go.id untuk Pencairan BLT Guru Honorer Rp 1,8 Juta BSU Kemdikbud

Baca Juga: 5 Penyebab BLT Subsidi Gaji BPJS Ketenagakerjaan BSU Termin 2 Tak Ditransfer ke Karyawan

"Kita perlu literasi, perlu penegasan bahwa politik bagian dari muamalah, politik bukan akidah," terang TGB. ***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler