Tsunami Pulau Jawa, Fenomena Alam dan Pertanda Menakutkan yang Menyertainya, Sebelum Hapus Daratan

4 Oktober 2020, 18:05 WIB
Ilustrasi tsunami. Fenomena alam dan pertanda akan mengikuti ketika Tsunami akan datang, dikabarkan Tsunami sebesar 20 meter akan menyapu daratan di Pantai Selatan Pulau Jawa. /pixabay.com

SEMARANGKU - Kabar tsunami 20 meter akan menyerang pantai selatan pulau Jawa menghiasi beberapa media dan sempat viral di Indonesia. Namun tahukah anda, fenomena alam dan tanda apa yang akan mendahului sebelum tsunami, berikut penjelasannya.

Indonesia sangat kental dengan sejarah fenomena alam baik bencana maupun keindahannya. Namun banyaknya bencana alam selalu terjadi tiap tahunnya. Fenomena dan tanda alam akan selalu menyertai sebelum terjadi bencana, salah satunya tsunami.

Beberapa kali mungkin puluhan maupun ratusan kali, Nusantara atau Indonesia selalu dihajar dengan gempa dan tsunami. Menariknya nenek moyang kita sudah memberi wanti-wanti soal fenomena alam dan pertanda sebelum adanya tsunami yang menerjang.

Baca Juga: TERUNGKAP! Kelalaian Sipir Penjara, Napi Asal Cina Lolos Hukum Mati di Lapas Tangerang

Baca Juga: Kehabisan Kuota Internet Gratis Telkomsel untuk PJJ? Masih ada Promo 10 GB, Ini Cara Dapatnya!

Prediksi turun menurun dari nenek moyang kita itu selalu benar dan dapat dijelaskan secara logis kemudian hari dan menjadi rujukan untuk warning awal, setidaknya untuk berjaga-jaga dan waspada.

Dijaman modern dan maju semuanya tergantung dengan alat, baik seismograf atau alat peringatan dini tsunami yang dipasang di laut. Alat tersebut memang canggih dan bisa diharapkan untuk melihat fenomena alam dan tanda menakutkan yang akan mengawali gelombang tsunami pasca gempa.

Namun yang pasti warisan petuah leluhur kearifan lokal seperti harus segara mencari tempat tinggi setelah gempa adalah salah satu contoh majunya pemikiran mereka jaman dulu yang belajar dari pengalaman. 

Baca Juga: Profil Hope Hicks, Mantan Model Cantik yang Tulari Presiden Donald Trump Hingga Positif Covid-19

Baca Juga: Harga Mobil Turun Drastis dengan Pajak 0 Persen, Mobil Baru Murah Cuman Dibawah 100 Juta!

Gelombang tsunami di Pulau Jawa sudah terjadi lama dan akan terus berulang khususnya di garis pantai selatan pulau Jawa. Banyak fenomen alam dan pertanda yang akan menjadi peringatan dini untuk kita waspada. 

Tsunami di pantai selatan pulau Jawa sempat menjadi heboh tentang adanya jurnal dan penelitian soal tsunami di pantai selatan Jawa. Pakar dari Institut Teknologi Bandung atau ITB yang mengawali riset ini meskipun bukan hal baru lagi. Untuk itu perlu mengenal tanda alam yang menunjukkan adanya tsunami besar.

Tsunami setinggi 20 meter di pantai selatan pulau Jawa menjadi bahasan yang sangat penting dalam riset ITB tersebut. Bukan hal yang menakutkan untuk dibahas namun lebih kepada kewaspadaan masyarakat tentang bahayanya dan mengenal tanda alam sebelum kejadian.

 Baca Juga: Binatang Ini Jadi Pertanda Datangnya Gempa dan Tsunami, Jika Ketemu Lari Cari Tempat Aman

Baca Juga: Solusi Jika Kuota Internet Gratis dari Kemdikbud Belum Masuk ke Nomor Indosat

Dengan adanya riset tersebut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG menegaskan jika kemungkinan tsunami di pantai selatan pulau Jawa itu ada, namun perlu juga ada kajian mendalam lagi dan tentu saja fenomena dan tanda alam harus dilihat.

BKGG juga menggaris bawahi jika riset yang dilakukan ITB seperti ini belum tentu terjadi setidaknya dalam waktu dekat. Justru dengan adanya riset tersebut harapannya masyarakat lebih tahu soal bahaya Tsunami beserta tanda alam yang mengikuti.

Tsunami setinggi 20 meter mungkin akan membuat masyarakat panikdan terlihat menakutkan, tapi jika pun terjadi itu hanyalah skenario terburuk. Tsunami setinggi 20 meter akan terjadi jika segmen yang selama ini terkunci di selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur terlepas secara persamaan. 

Baca Juga: Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa, Daerah Ini Jadi yang Terparah Kata Peneliti ITB

Baca Juga: Lagi, Teman Donald Trump, Chris Christie Positif Covid-19, Protokol Kesehatan Amerika Menyedihkan

Untuk menenangkan masyarakat dan agar tidak terlalu takut kemudian BMKG beserta beberapa tokoh juga telah menghimbau agar masyarakat lebih tenang, namun tetap waspada dengan membekali diri mengenai cara mitigasi atau evakuasi dan hal-hal yang harus dilakukan jika bencana tsunami benar terjadi.

Saat ini tengah dilakukan upaya mitigasi bencana, beberapa tim peneliti sedang melakukan penelitian lanjutan, seperti yang dilaksanakan tim peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) kini mengembangkan sistem guna pendeteksi dini gempa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD) Lumajang, Jawa Timur juga membagikan informasi mengenai tanda-tanda alam untuk diwaspadai sebagai alarm bencana tsunami. Berikut ini tanda alam yang selalu mengikuti sebelum tsunami datang:

Baca Juga: Video Viral, Mobil Dinas TNI Dikendarai Warga Keturunan untuk Beli Nasi Bungkus, Tonton Disini

Baca Juga: Donald Trump Berbohong Kena Covid-19 Kata Michael Moore, Teori Konspirasi Macam Apa Lagi?

Tanda yang pertama, bisa dilihat dari prilaku burung-burung laut yang terbang ke daratan, kejadian itu adalah salah satu pertanda bahaya terjadinya tsunami. Dikarenakan insting hewani burung sangat peka.

Tanda kedua adalah, surutnya mata air di sumur rumah warga yang berada disepanjang bibir pantai secara mendadak dan diiringi surutnya air laut secara tiba-tiba.

"Burung-burung laut terbang ke darat dan air sumur masyarakat terutama masyarakat di sekitar pantai, harus ada siskamling saat ini," ucap Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana dan Logistik, Wawan HS, Selasa (29/9/2020) dilansir dari arttikel BandungRaya.com yang berjudul Kenali Tanda-tanda Alam jika Akan Terjadi Bencana Tsunami dalam Waktu Dekat.

Baca Juga: TNI AD Beri Klarifikasi Soal Mobil Viral Dipakai Warga Sipil, Pengemudi Ditanya Saat HUT TNI ke-75

Baca Juga: Cerita Sedih Saat Sarwo Edhie Peluk Anak Gembong PKI DN Aidit di Kawah Upas, Bikin Haru!

Wawan sangat berharap, masyarakat bisa melaksanakan siskamling terutama masyarakat yang tinggal di Desa Tangguh Bencana (Desana), yaitu daerah dikawasan pantai yang sudah disiapkan alat Early Warning System (EWS) atau sirine yang telah ditempatkan di masing-masing titik terdampak tsunami, sirine tersebut ditempatkan ditempat umum seperti Masjid dan Balai Desa.

"Selain itu di masing-masing titik juga sudah disiapkan Warning Receiver System (WRS) untuk memonitor gempa yang terjadi diseluruh Indonesia selama 24 jam penuh oleh personil," pungkasnya.***

(Ninda Fajriati/PRBandungRaya.com)

Editor: Heru Fajar

Sumber: Zona Jakarta Jurnal Presisi

Tags

Terkini

Terpopuler