Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa, Daerah Ini Jadi yang Terparah Kata Peneliti ITB

29 September 2020, 06:25 WIB
Ilustrasi tsunami /Pixabay/Kellepics/

SEMARANGKU – Baru-baru ini publik dihebohkan dengan hasil penelitian dari peneliti ITB yang berkaitan dengan potensi Tsunami di Selatan Jawa. Beberapa diprediksi akan terkena Tsunami setinggi 20 meter, daerah ini terparah.

Penelitian tersebut berjudul “Implications for Megathrust Earthquakes and Tsunamis from Seismic Gaps South of Java Indonesia” dan diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report.

Guru Besar Seismologi ITB, Sri Widiantoro, memaparkan hasil penelitiannya bersama tim secara virtual dan hasilnya mengejutkan. Penelitian ini berkaitan dengan implikasi gempa megathrust di Selatan Jawa yang berpotensi memicu terjadinya tsunami dengan tinggi gelombang mencapai 20 meter.

Baca Juga: Hal Mengerikan dari Vanuatu, Mulai Negara Kanibal Hingga Tukang Fitnah Indonesia, 7 Fakta Vanuatu

Baca Juga: Selain Kartu Prakerja dan BLT Subsidi Gaji, Pemerintah Juga Beri Bantuan Sosial Tunai 500 Ribu

Daerah selatan Banten diprediksi menjadi daerah dengan gelombang tsunami tertinggi tersebut berikut penyebabnya. Potensi ini muncul dikarenakan adanya zona aktif tektonik yang ada di Selatan Pulau Jawa sehingga dapat menimbulkan gempa berskala besar.

Dalam acara virtual ini, Sri Widiantoro memaparkan hasil simulasi selama 3 jam dalam penelitiannya terkait terjadinya gempa megathrust dengan menggunakan model sumber gempa dari hasil inverse data GPS.

Dari penjelasan Sri, ia menyebutkan bahwa pada periode ulang 400 tahun, tsunami yang terjadi akan mencapai tinggi 20 meter di sekitar selatan Banten dimana semakin ke Timur maka gelombang tsunami akan semakin kecil.

Baca Juga: Tahap 2 Cair! Ini Cara Dapat Bantuan Kuota Internet Gratis dari Kemendikbud untuk Pelajar-Mahasiwa

Baca Juga: Cara Mendapatkan Bantuan Kuota Internet Gratis dari Kemendikbud untuk Indosat, Telkomsel, Tri dan XL

Namun, ia juga menjelaskan jika segmen sebelah timur ini pecah, maka tsunami di bagian timur bisa mencapai 12 meter.

Sumber artikel ini mengacu dari tulisan jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com yang berjudul Ilmuwan Sebut Wilayah Paling Parah Terkena Tsunami Setinggi 20 Meter Jika Terjadi di Selatan Jawa

“Untuk periode ulang 400 tahun, itu bisa menyebabkan tsunami setinggi 20 meter. Ini kira-kira di sekitar selatan Banten. Ke timur semakin kecil, tetapi jika yang pecah di sebelah timur, segmen sebelah timur, maka bagian timur tsunaminya bisa mencapai 12 meter kira-kira di selatan,” ucap Sri.

Baca Juga: Mau Dapat BLT Bantuan UMKM Rp2,4 Juta dari Program Banpres Produktif, Lakukan Hal Ini

Baca Juga: SABAR, Berikut Alur Pencairan BLT Subsidi Gaji Tahap 5 Hingga Cair yang Harus Diketahui

Sri juga menjelaskan, jika segmen sebelah timur dan barat ini pecah, maka segmen barat akan mencapai tinggi tsunami 20 meter dan segmen timur 12 meter dengan rata-rata gelombang tsunami di pantai selatan bisa mencapai 5 meter.

“Bagaimana kalau segmen barat dan timur pecah bersama seperti yang terjadi di Toronto. Kita lihat, yang sebelah barat bisa mencapai 20 meter ketinggian tsunaminya. Sebelah timur sekitar 12 meter. Namun, rata-ratanya menjadi lebih tinggi kalau pecah bersama. Kira-kira di sepanjang pantai selatan ini bisa 5 meter ini tinggi tsunaminya,” ucap Sir lagi.

Dari hasil peneliti ini pula disebutkan bahwa Jawa Barat memiliki potensi gempa dengan kekuatan yang lebih besar dibanding dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Baca Juga: Info Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 11 yang Wajib Diketahui, PENTING!

Baca Juga: Insentif Kartu Prakerja Gelombang 10 Tidak Akan Cair ke Rekeningmu Jika Kamu Termasuk 7 Kelompok Ini

Disebutkan bahwa Jawa Tengah dan Jawa Timur akan menghadapi gempa yang berkekuatan 8,8 Mw.

Namun, jika kedua daerah ini yakni segmen barat dan timur terjadi gempa tunggal, maka akan menghasilkan gempa yang berkekuatan 9,1 Mw.

Sebagai tindak lanjut dari hasil riset ini, tim peneliti ITB juga akan mengadakan survey langsung ke titik lokasi yang disebutkan.*** (Avilla Primaturin / Jurnal Presisi)

Editor: Heru Fajar

Sumber: Jurnal Presisi

Tags

Terkini

Terpopuler