Erupsi Gunung Semeru Tidak Mendadak, Ahli Singgung Soal Protokol Mitigasi, Ini Pendapat Ahli Geomorfologi

7 Desember 2021, 17:21 WIB
Erupsi Gunung Semeru Tidak Mendadak, Ahli Singgung Soal Protokol Mitigasi: Ini Pendapatnya /ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc. /ARI BOWO SUCIPTO

SEMARANGKU-  Erupsi Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021 lalu, menurut ahli Geomorfologi tidak mendadak atau tiba-tiba.

Ahli Geomorfologi sekaligus Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, Prof. Nana Sulaksana mengatakan bahwa proses mitigasi erupsi Gunung Semeru sejatinya sudah baik namun perlu ditingkatkan.

Gunung Semeru, menurut ahli Geomorfologi ini adalah gunung berapi dengan tingkat erupsi mirip dengan Merapi dan Sinabung.

Baca Juga: Trauma Healing Bagi Anak Korban Bencana Erupsi Gunung Semeru, Kak Seto Apresiasi TNI, POLRI dan Tim Relawan

Baca Juga: Gunung Semeru Masuk dalam 6 Gunung Terbesar di Indonesia, Lalu 5 Lainnya Gunung apa Saja?

Dijelaskan, Gunung Semeru memiliki siklus magma yang dinamis atau bergerak secara simultan.

Artinya, sebelum terjadinya erupsi besar seperti kemarin, selalu ada erupsi dengan intensitas kecil terlebih dahulu.

Oleh karena itu, harusnya proses mitigasi tidak dilakukan secara mendadak.

Himbauan peringatan bahaya harus sudah dilakukan sebelum terjadi letusan besar.

Meski demikian, ahli gunung tersebut mengungkapkan rasa salut karena sejauh ini proses mitigasi gunung- berapi di Indonesia sudah relative baik.

Dia juga mengungkapkan bahwa saat ini para ahli geologi dan vulkanologi sudah memiliki peta kawasan rawan bencana.

Peta tersebut dapat menjadi rujukan bagi relawan atau dinas terkait guna edukasi untuk mitigasi bencana.

Melihat bahwa dalam peta tersebut sudah terdapat informasi yang lengkap seperti, kawasan rawan bencana, pemukiman warga yang terdampak dan referensi aliran lahar.

Informasi tersebut sangat penting untuk proses mitigasi erupsi gunung berapi.

Lebih lanjut, Nana mengatakan bahwa titik lokasi pengamatan serta jalur evakuasi juga tertera dalam peta tersebut.

Jika melihat proses mitigasi yang dilakukan saat terjadinya erupsi Gunung Semeru, maka peta mitigasi bencana sudah dikatakan berjalan dengan cukup baik.

“Kejadian erupsi Gunung Semeru kemarin, peta lokasi yang terkena bencana dapat dikatakan 90 persen tepat,” jelasnya dikutip SEMARANGKU dari Antara News.

Penggunaan protokol serta alat penunjang dan SDM yang cukup akan membuat mitigasi  berjalan baik.

Bahkan peta mitigasi bisa dilakukan jika bencana erupsi gunung berapi dapat terprediksi dengan akurat.

Selanjutnya, dalam beberapa jam sebelum terjadinya erupsi besar, informasi tersebut bisa disampaikan kepada masyarakat terdampak untuk melakukan evakuasi.

“Berdasarkan kacamata mitigasi sudah termasuk bagus dalam ukuran satu hari atau satu jam sudah bisa evakuasi," katanya.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa peristiwa Semeru tidaklah tiba-tiba sebelumnya pasti sudah ada penyampaian informasi dan pemberitahuan kepada masyarakat yang terdampak.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler