Minta Masyarakat Tak ‘Lebay’ Tanggapi Kebebasan Abu Bakar Ba’asyir, Pengamat: Beliau Sudah Lansia

8 Januari 2021, 16:00 WIB
Abu Bakar Ba'asyir. /Foto: Pikiran Rakyat.com/Portal Surabaya /

SEMARANGKU – Pengamat meminta masyarakat tidak menanggapi secara berlebihan perihal kebebasan Abu Bakar Ba’asyir karena beberapa faktor berikut.

Peneliti militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengimbau masyarakat agar tidak berlebihan dalam merespon kebebasan terpidana terorisme Abu Bakar Ba’asyir pada hari Jumat ini.

Kendati kekhawatiran tumbuh kembalinya jaringan terorisme setelah kebebasan Abu Bakar Ba’asyir, Fahmi mengatakan bahwa hal tersebut tak perlu ditanggapi dengan berlebihan.

Baca Juga: Perjalanan Elon Musk Sampai Jadi Orang Terkaya di Dunia, Pernah Miskin Sampai Mau Jual Rumah

Baca Juga: 2 Cara Mudah Klaim Token Listrik Gratis PLN Bulan Januari 2021 Via Web dan WA, Simak di Sini

“Mengenai dampak, sedikit banyak tentu ada. Bagaimanapun nama beliau selama ini lekat dengan kasus-kasus dan jaringan terorisme. Tentu kebebasannya berpotensi memunculkan kekhawatiran dan prasangka. Namun, saya kira hal itu tak perlu direspons berlebihan,” kata Fahmi, dikutip dari Antara News.

Hal itu karena pemerintah pasti tetap melakukan pengawasan, pemantauan, hingga pembinaan terhadap para mantan napi, tak terkecuali pada Abu Bakar Ba’asyir.

“Pemerintah juga memastikan bahwa meski telah bebas, tetap akan memantau dan melakukan pembinaan sebagaimana terhadap para mantan napi lainnya,” kata Fahmi.

Baca Juga: Ada Kelompok Bersenjata KKB, Kapolda Papua Minta Masyarakat Hubungi Dulu Sebelum Berpergian

Baca Juga: 3 Golongan Ini Akan Disuntik Vaksin Bareng Presiden Jokowi, Satgas Covid-19: Cerminkan Keamanan

Kebebasan yang didapat Abu Bakar Ba’asyir, menurut Fahmi, merupakan kebebasan yang berstatus bebas murni yang merupakan hak orang yang bersangkutan setelah tuntas menjalani hukuman.

Terkait dengan jaringan terorisme yang masih tercium di Indonesia, Fahmi melihat bahwa pengaruh Abu Bakar Ba’asyir tentu masih ada tetapi tidak sekuat seperti dulu.

Hal itu terjadi karena Abu Bakar Ba’asyir sudah tergolong lanjut usia sehingga faktor tersebut berpengaruh pada aktivitas kesehariannya setelah bebas dari penjara.

Baca Juga: Jangan Main-main! Bantuan BST Rp 300 Ribu dari Kemensos Ada Alat Pendeteksinya di Tahun 2021

Baca Juga: Rumah Dinas Wali Kota Semarang akan Disulap Jadi RS Darurat Covid-19

“Bagaimanapun beliau (Ba’asyir) sudah lanjut usia dan kondisi kesehatannya sudah sangat menurun. Tentu ini akan sangat berpengaruh pada aktivitas kesehariannya setelah bebas,” katanya.

Terkait waktu pembebasan Abu Bakar Ba’asyir berdekatan dengan penahanan Rizieq Shihab, pembubaran FPI, dan indikasi aktifnya kembali Jamaah Islamiyah, Fahmi berpendapat berikut.

“Terkait dengan hal ini saya kira posisi beliau tidak lebih sebagai simbol pengisi kekosongan saja. Bagaimanapun kondisi Ba’asyir juga sudah uzur sehingga saya meragukan bisa lebih dari itu,” katanya.

Baca Juga: Wali Kota Hendi Siapkan Gedung Ini untuk Tambahan Tempat Isolasi Covid-19 di Semarang

Baca Juga: Gara-gara Kerusuhan di Gedung Capitol, Donald Trump Kini Tak Minat Jadi Presiden AS Dua Periode

Selain itu, Fahmi menyimpulkan bahwa kebebasan Abu Bakar Ba’asyir dapat mengaktifkan kembali Jamaah Islamiyah masih tergolong spekulatif.

Hal itu karena pihak kepolisian dan BNPT baru-baru ini menangkap sinyal aktifnya kembali golongan tersebut kendati Abu Bakar Ba’asyir berada di balik jeruji besi.***

Editor: Meilia Mulyaningrum

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler