Tanah Semarang-Bandung Ambles 10 cm Per Tahun, Jakarta lebih parah, Cek Datanya di Sini!

2 Desember 2020, 10:20 WIB
Ilustrasi Tanah Ambles /Pixabay/Pexels

SEMARANGKU – Permukaan tanah di sepanjang pantai utara Pulau Jawa seperti Semarang dan Bandung mengalami bencana geologi dan ambles tiap tahunnya. Tingkat amblesan tanah bervariasi, 2-25 cm.

Wilayah-wilayah yang ambles, masif terjadi di sepanjang pesisir pantai. Atau setidaknya berdekatan dengan pantai utara Jawa.

Berdasarkan penelitian dari Badan Geologi Kementerian ESDM yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, ada sejumlah kabupaten dan kota-kota besar yang permukaan tanahnya ambles.

Baca Juga: Masuk Link www.pln.co.id, Ini Cara Dapat Keringanan Tarif Listrik Nonsubsidi PLN Desember 2020

Baca Juga: Profil Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, Calon Kuat Kapolri yang Punya Darah Surabaya

Kota-kota besar itu memiliki tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi. Termasuk pembangunan fisik yang luar biasa banyak. Sehingga beban pada tanah semakin berat.

Amblesnya tanah ada yang disebabkan faktor alam namun ada juga yang diakibatkan karena aktivitas manusia.

Alasan pertama adalah sifat tanah yang secara alami mengalami penurunan. Di lokasi tersebut telah dipetakan wilayah mana saja yang tanahnya berupa aluvial (endapan).

Baca Juga: Tepat Waktu, Hukum BTS Terkait Wamil Telah Disahkan, Jin Diberi Waktu untuk Lakukan Ini

Baca Juga: Ingat! 3 Penyebab Kuota Internet Gratis dari Kemendikbud Tidak Bisa Dipakai, Jangan Lakukan!

Bencana geologi berbeda dengan bencana tsunami. Karena amblesan bertahap dalam proses waktu yang cukup lama. Sementara bencana tsunami sangat cepat. Namun masyarakat dan pemerintah harus waspada dengan bencana geologi.

Alasan bencana karena faktor alam ini tidak bisa diubah. Namun bisa diupayakan untuk menguranginya. Seperti, pembangunan infrastruktur berat diarahkan ke wilayah yang tanahnya tidak ambles.

Alasan kedua tanah ambles adalah karena pengambilan air tanah. Alasan ketiga adalah gerakan secara alami lapisan-lapisan di bawah tanah termampatkan serta pengaruh pergerakan tektonik.

Baca Juga: Jadwal Cuti Bersama 2020 Banyak Libur Dikurangi, Update Terbaru!

Baca Juga: Jadwal Siaran Liga Champions di SCTV Malam Ini: MU vs PSG, Istanbul BB vs RB Leipzig, Cek Kick Off!

Badan geologi terus melakukan penelitian bencana ini. “Tujuannya memberikan gambaran pada daerah yang terindikasi adanya amblesan tanah. Sehingga menjadi masukan dalam mitigasi bencana,” kata Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Kementerian ESDM, Andiani, di Semarang Selasa 1 Desember 2020.

Pada tahun 2020, salah satu penelitian di Jawa diarahkan di wilayah pantai utara. Berdasarkan kajian yang dilakukan sejak 2010, terjadi penurunan tanah di Pantura seperti Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, dan Kabupaten Demak. Tingkat amblesnya tanah dan luasannya berbeda, antara 2-10 cm per tahun.

Ternyata, tingkat amblesnya tanah itu hampir sama dengan yang terjadi di Kota Bandung yakni 2-10 cm per tahun. Hal itu sesuai sosialisasi yang dilakukan Badan Geologi di Semarang tahun 2019.

Baca Juga: SUDAH CAIR 100 GB, Yuk Cek Kuota Internet Gratis dari Kemendikbud Milikmu, Ini Caranya!

Baca Juga: Tepat Waktu, Hukum BTS Terkait Wamil Telah Disahkan, Jin Diberi Waktu untuk Lakukan Ini

Lebih parah lagi, amblesan tanah di Jakarta yang disebut mencapai 25 cm per tahunnya.

Jika amblesan tanah terjadi secara ekstrem maka akan banyak kerugiannya. Mengakibatkan hilangnya lahan persawahan, tambak, pemukiman, serta kegiatan ekonomi masyarakat. Daratan akan berubah jadi perairan. ***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler