Shinzo Abe Meninggal Mantan PM Jepang Tak Selamat Usai Ditembak Saat Berpidato di Kota Nara 

- 8 Juli 2022, 17:29 WIB
Shinzo Abe Meninggal Mantan PM Jepang Tak Selamat Usai Ditembak Saat Berpidato di Kota Nara 
Shinzo Abe Meninggal Mantan PM Jepang Tak Selamat Usai Ditembak Saat Berpidato di Kota Nara  // @manoj_kotak/Twitter
 
SEMARANGKU – Shinzo Abe minginggal dunia mantan PM Jepang itu mendapatkan tembakan di dada di kota Nara.
 
Pada hari Jum’at 8 Juli 2022, mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dinyatakan meninggal dunia usai menjadi korban penembakan.
 
Diketahui bawasannya Shinzo Abe menjadi meninggal menjadi korban penembakan ketika ia sedang melakukan pidato saat berkampanye untuk pemilihan parlemen.
 
Penembakan itu dilakukan oleh seorang pria dari arah belakang Shinzo Abe menggunakan senjata buatan sendiri.
 
 
Shinzo Abe sendiri merupakan pemimpin terlama Jepang yang menjabat dua periode.
 
Ia mengundurkan diri dari posisi Perdana Menteri karena alasan kesehatan.
 
Insiden penembakan ini terjadi di wilayah bagian barat dari Kota Nara.
 
Pembunuhan ini merupakan pembunuhan pertama terhadap seorang pejabat atau mantan perdana menteri Jepang sejak zaman militarism sebelum peering pada tahun 1930-an.
 
Kejadian itu menyebabkan rakyat Jepang dan para pemimpin dunia terkejut, sebab di negara tersebut merupakan salah satu negara yang jarang terjadi kekerasan politik serta ketatnya control senjata.
 
Pelaku yang diduga melakukan penembakan terhadap mantan PM Abe sudah berhasuk ditangkap oleh petugas.
Atas kejadian penembakan Abe tersebut, Pemerintah Jepang mengutuk insiden tersebut.
 
“Tindakan keterlaluan semacam ini benar-benar tidak dapat ditoleransi, apa pun alasannya, dan saya sangat mengutuk tindakan ini,” ucap Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno dalam laman resmi Kabinet Pemerintah Jepang di Tokyo.
 
Pemerintah Jepang akan mengambil semua tindakan yang mungkin untuk menanggapi situasi ini.
 
Selain Hirokazu Matsuno, Fumio Kishida juga sangat mengutuk kejadian penembakan tersebut.
 
“Serangan ini adalah tindakan brutal yang terjadi selama pemilihan –dasar dari demokrasi kita- dan benar-benar tidak dapat dimaafkan,” kata Kishida berjuan untuk menahan emosinya.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x