“Perdana menteri memiliki peran penting dalam mencegah memburuknya krisis lebih lanjut di Myanmar, di mana ledakan akan membawa ketidakstabilan lebih lanjut ke daerah perbatasan yang sudah bergejolak,” ujar Heyzer, dikutip dari Al Jazeera.
Sekedar informasi, ribuan warga sipil Myanmar telah melarikan diri ke Thailand pasca kudeta yang dilakukan Junta Militer tahun lalu.
Angka resmi menunjukkan bahwa lebih dari 1.300 warga sipil Myanmar masih berada di tempat penampungan Thailand.
Junta Militer Myanmar telah berperang di berbagai bidang sejak merebut kekuasaan tahun lalu.
Mereka menindak dengan kekuatan mematikan pada protes sambil mengintensifkan operasi terhadap tentara etnis minoritas dan milisi yang baru dibentuk.
Junta Militer juga menggusur ribuan warga sipil.
Dilansir Semarangku dari Al Jazeera, sebanyak 50.000 orang telah mengungsi karena serangan militer baru-baru ini di negara itu.
Pada Selasa, 18 Januari 2022 ada laporan di media sosial tentang pasukan militer yang melakukan serangan di kotapraja Monywa di Divisi Sagaing sehari sebelumnya.
Perdana Menteri Thailand, Prayuth mengatakan bahwa masalah Myanmar sangat kompleks dan situasinya harus ditangani.
“Secara bertahap dengan pemahaman dan melalui pembangunan kepercayaan dengan pemimpin Myanmar,” ujar Prayuth, dikutip dari Al Jazeera.