Jurnalis Myanmar Taruhkan Nyawa untuk Ungkap Kudeta di Negaranya kepada Dunia: Dipukuli dan Disiksa

- 30 Desember 2021, 09:00 WIB
Jurnalis Myanmar Taruhkan Nyawa untuk Ungkap Kudeta di Negaranya kepada Dunia. REUTERS/Stringer/File Photo
Jurnalis Myanmar Taruhkan Nyawa untuk Ungkap Kudeta di Negaranya kepada Dunia. REUTERS/Stringer/File Photo /REUTERS/Stringer/File Photo

SEMARANGKU - Jurnalis Myanmar mempertaruhkan nyawa mereka untuk memberitau dunia tentang kudeta.

Ada puluhan wartawan Myanmar yang ditahan di balik jeruji besi.

Tak hanya itu, Myanmar sekarang menjadi salah satu tempat terburuk di dunia untuk menjadi pekerja media.

“Tidak ada yang menjelaskan apapun. Mereka hanya menanyakan nama dan usia saya, mengambil gambar, menutup kepala kami dengan penutup mata, memasukkan kami ke dalam mobil polisi dan berkendara selama 30 menit. Dan kemudian penyiksaan kami dimulai,” kata seorang wartawan.

Maung mengatakan pasukan keamanan menutup matanya dan memukulinya dengan kejam selama tiga sampai empat hari pertama.
Dia tidak diizinkan untuk tidur atau makan, dan pemukulan hanya berkurang setelah mereka mengetahui bahwa dia adalah warga negara AS.

Baca Juga: Rumor Covid-19 Delmicron Dipastikan Hoaks, Ini Penjelasan Ahli

Baca Juga: Lagi, Jateng Berhasil Tutup Akhir Tahun 2021 dengan Meraih IGA Awards Menjadi Provinsi Terinovatif

Sementara itu, jurnalis Myanmar telah mempertaruhkan nyawa dan kebebasan mereka untuk mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh militer.

Pada 14 Desember, fotografer lepas Soe Naing menjadi jurnalis pertama yang terbunuh sejak kudeta, dilaporkan meninggal selama “interogasi dengan kekerasan” saat berada dalam tahanan militer.

Halaman:

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x