SEMARANGKU - Ribuan penduduk Myanmar mendirikan tenda darurat di sepanjang sungai perbatasan Thailand.
Penduduk Myanmar mendirikan tenda darurat di sepanjang sungai perbatasan Thailand karena takut dibombardir oleh serangan udara yang dilancarkan oleh Junta Militer.
Dilansir Semarangku dari Al Jazeera, setidaknya terdapat 2.000 pria, wanita, dan anak-anak penduduk Myanmar yang dilaporkan berkemah di sepanjang Sungai Moei (perbatasan Thailand).
Pertempuran sengit antara militer Myanmar, yang merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2021, dan pejuang perlawanan telah membunuh dan membuat ribuan penduduk sipil Myanmar terlantar.
Banyak yang telah melarikan diri ke Thailand, tetapi kondisi yang buruk di kamp pengungsi di sana telah membuat beberapa orang kembali ke sisi perbatasan Myanmar.
Sementara itu, kelompok-kelompok hak asasi manusia telah menyerukan lebih banyak bantuan untuk para pengungsi.
Seorang wanita dari kamp tersebut yang bernama Sabal Phyu (42) telah menyeberangi perbatasan yang dipatroli secara longgar untuk mengumpulkan makanan yang disumbangkan dan air kemasan.
“Di sana, kami menerima sumbangan bantuan yang baik tetapi sangat ramai dan sulit untuk ditinggali. Di sini, kami memiliki lebih banyak kebebasan,” ujar Sabal Phyu, dikutip dari Al Jazeera.