Dianggap sebagai Ancaman, Penjabat China Berharap Taliban Tindak Tegas Gerakan Islam Turkestan Timur

- 29 Juli 2021, 17:00 WIB
Dianggap sebagai Ancaman, Penjabat China Berharap Taliban Tindak Tegas Gerakan Islam Turkestan Timur. REUTERS/Ibraheem al Omari/File Photo
Dianggap sebagai Ancaman, Penjabat China Berharap Taliban Tindak Tegas Gerakan Islam Turkestan Timur. REUTERS/Ibraheem al Omari/File Photo /Ibrahem Alomari/REUTERS



SEMARANGKU – Pejabat China telah melangsungkan pertemuan dengan delegasi Taliban.

Pertemuan Menteri Luar Negeri China dengan Taliban menandakan hubungan yang lebih serius.

Pihak China berharap Taliban dapat memainkan peran penting dalam rekonsiliasi dan rekonstruksi damai di Afghanistan.

Baca Juga: Taliban Berniat Ambil Alih Kandahar hingga Menyangkal Pembunuhan 100 Warga Sipil di Kandahar Afghanistan

Tak hanya itu, pihaknya juga berharap bahwa Taliban dapat menindak tegas Gerakan Islam Turkestan Timur.

Bagi pihak China, gerakan itu dianggap sebagai sebuah ancaman langsung terhadap keamanan nasional China.

Pihak China juga mengatakan bahwa mereka khawatir tetangga Afghanistan dapat digunakan sebagai tempat pementasan bagi separatis.

Kunjungan dan pertemuan ini datang setelah Taliban membuat keuntungan di Afghanistan.

Baca Juga: Taliban Tidak Ingin Ada Perdamaian di Afghanistan Kecuali Presiden Ashraf Ghani Dilengserkan

Sementara itu, pihak Taliban dan Afghanistan telah menyebabkan lonjakan korban sipil berjatuhan.

Para pemimpin Taliban juga mengatakan telah meningkatkan diplomasi internasional.

Mereka mencari pengakuan global ketika mereka berharap dapat kembali berkuasa.

Pertemuan Hari Rabu di kota Tianjin, Cina, yang menurut juru bicara Taliban Mohammed Naeem atas undangan dari otoritas China, secara luas dipandang sebagai hadiah dari Beijing terhadap legitimasi itu.

Sementara itu, pihak China telah memandang penarikan AS dari Afghanistan sebagai sebuah berkat.

"Cina telah sepanjang mematuhi non-campur tangan dalam urusan internal Afghanistan ... Afghanistan milik rakyat Afghanistan," kata juru bicara kementerian luar negeri China.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan jika Afghanistan diambil alih oleh Taliban, maka Afghanistan akan menjadi negara pariah.

"Taliban mengatakan bahwa ia mencari pengakuan internasional, bahwa ia menginginkan dukungan internasional untuk Afghanistan. Agaknya, ia ingin para pemimpinnya dapat bepergian dengan bebas di dunia, sanksi dicabut, dll," katanya dikutip dari Al Jazeera. 

"Mengambil alih negara dengan paksa dan menyalahgunakan hak-hak rakyatnya bukanlah jalan untuk mencapai tujuan tersebut."

Selain itu, Presiden Afghanistan juga mendesak agar komunitas meninjau narasi kesediaan Taliban.

"Ini bukan Taliban abad ke-20 ... tetapi perwujudan perhubungan antara jaringan teroris transnasional dan organisasi kriminal transnasional," katanya.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x