Donald Trump Lengser, Pemimpin Korut Kim Jong Un Tetap Anggap Amerika Musuh Bebuyutan

- 9 Januari 2021, 10:34 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un /Instagram.com/@marshalkimjongun

SEMARANGKU -  Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un tetap menganggap Amerika Serikat sebagai musuh bebuyutan meski Donald Trump lengser dari kursi presiden.

Bagi Kim Jong Un, tidak peduli siapa yang menempati Gedung Putih karena Korut menganggap Amerika menjadi penghambat untuk melakukan perkembangan inovatif.

Apalagi Presiden Amerika terpilih Joe Biden dan Kim Jong Un pernah terjadi gesekan politik.

Baca Juga: Link Live Streaming Nonton Golden Disc Awards ke-35 Hari Ini, 9 Januari 2021, Ada BTS, NCT, GOT7,dll

Baca Juga: Australia Mengaku Khawatir dan Takut Usai Indonesia Bebaskan Sosok Ini

Seperti dilansir dari Antara, Sabtu 9 Januari 2021, Kim Jong Un dengan tegas menyebut Amerika sebagai musuh bebuyutan.

Pergantian puncuk pimpinan di Amerika tidak akan mengubah sikap Korut yang selama ini selalu memanas.

Pada kongres partai di Pyongyang beberapa hari sebelum Joe Biden menjabat, Kim Jong Un mengatakan, mencabut kebijakan bermusuhan itu akan menjadi kunci bagi hubungan Korut-Amerika.

Baca Juga: Keputusan Ganjar Pranowo, 23 Kabupaten Kota Lakukan Pembatasan Ketat 11-25 Januari

Baca Juga: Selain Keringanan UKT 100 Persen, Kemenag Juga Bakal Beri Dua Bantuan Ini untuk Mahasiswa PTKI

“Kegiatan politik luar negeri kami harus difokuskan dan diarahkan kembali untuk menundukkan Amerika, musuh terbesar kami dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kami,” terangnya.

“Tak masalah siapa yang berkuasa di Amerika, watak sejati Amerika dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah,” kata Kim Jong Un.

Pimpinan Korut ini juga bersumpah untuk memperluas hubungan dengan ‘pasukan anti imperialis, independen’ dan menyerukan perluasan kemampuan nuklir.

Baca Juga: Tanpa Ribet, Klaim Token Gratis PLN Bisa Lewat WA, Begini Langkah-langkahnya

Baca Juga: HORE! Mahasiswa STAIN, IAIN, UIN Dapat Keringanan UKT Hingga 100 Persen

Sebelumnya, Kim Jong Un melakukan tiga pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Donald Trump saat menjadi Presiden Amerika.

Saat itu, keduanya berkorespondensi dalam serangkaian surat. Tapi upaya itu gagal mengarah pada kesepakatan denuklirisasi atau perubahan resmi dalam hubungan kedua negara.

Pada Oktober 2020 lalu, Biden mengatakan bahwa dia hanya mau bertemu Kim Jong Un jika Korut setuju untuk menurunkan kapasitas nuklirnya.

Baca Juga: Tragis, Drone Prancis Serang Acara Pernikahan di Mali, Ini Alsannya!

Baca Juga: Andin Lelah! Ingin Menyerah Kejar Cinta Aldebaran, Minta Cerai? Bocoran Ikatan Cinta RCTI 9 Januari

Bulan lalu Kurt Campbell, diplomat tertinggi Amerika untuk Asia Timur di bawah Obama dan dipandang sebagai salah satu kandidat untuk posisi kebijakan teratas Asia di bawah Biden, mengatakan pemerintah Amerika yang akan datang harus membuat keputusan awal tentang pendekatan apa yang akan diambil dengan Korut dan tidak mengulangi penundaan era Obama.

Kim Jong Un menyerukan lebih banyak penelitian dan pengembangan peralatan militer canggih, termasuk satelit mata-mata, senjata hipersonik, rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, dan pesawat pengintai nirawak.

Baca Juga: WHO Minta Negara Kaya Bantu Negara Berkembang untuk Pasok Vaksin Covid-19, Ini Katanya

Baca Juga: Selain NIK, Ini Syarat Penerima BLT UMKM 2021 dan Cara Cek BPUM Pakai HP via eform.bri.co.id/bpum

Korut juga mengatakan penelitian mengenai kapal selam nuklir hampir selesai.

Kim Jong Un juga mengatakan jika Korut tidak akan menyalahgunakan senjata nuklir yang telah dibuat.

Meski begitu, Kim Jong Un tetap menyerukan untuk memperluas persenjataan nuklir negara itu, termasuk kemampuan serangan ‘mendahului’ dan ‘pembalasan’ dan hulu ledak dalam berbagai ukuran. ***

Editor: Mahendra Smg

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah