Dinobatkan Jadi Miss Grand Thailand, Wanita Ini Langsung di Bully Karena Warna Kulit di Medsos

22 September 2020, 20:22 WIB
Miss Grand Italia, Pacharaporn 'Nam' Chantarapadit (tengah) mendapatkan perlakuan rasis dan bully di medsos setelah berkomentar soal unjuk rasa di negaranya /Semarangku / Facebook / @missgrandthailand/

SEMARANGKU - Pacharaporn 'Nam' Chantarapadit adalah pemenang Ratu Kecantikan di Thailand atau Miss Grand Thailand 2020 dan baru-baru ini sering di bully di medsos karena warna kulit yang agak kecoklatan.

Miss Grand Thailand telah menghadapi banyak pelecehan atas warna kulitnya yang lebih gelap setelah menyuarakan dukungan untuk pengunjuk rasa yang sedang marak di Thailand.

Sebagai Ratu Kecantikan atau Miss Grand Thailand, Pacharaporn 'Nam' Chantarapadit ikut menyuarakan dukungan untuk pengunjuk rasa pro-demokrasi Thailand.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Baca Juga: Sudah Cair! Ini Cara Dapat Bantuan Kuota Internet Gratis untuk Pelajar SMA-SMK, Ikuti Langkah ini!

Pacharaporn "Nam" Chantarapadit, yang dinobatkan sebagai Miss Grand Thailand pada Minggu malam kemarin, telah menghadapi banyak kritik. Sebagian besar berpusat pada warna kulit gelapnya. Saat diberi pertanyaan oleh juri tentang pemikirannya tentang protes yang marak dia menjawab seperti ini.

“Dari hati saya, saya akan memilih sisi pengunjuk rasa. Karena kami berhak mengutarakan pendapat dan ingin yang terbaik untuk negara kami,” kata gadis berusia 22 tahun itu dilansir dari laman South China Morning Post. 

“Selain itu, saya ingin [memberi tahu] pemerintah, jika anda menyebut negara ini Thailand, kami membutuhkan demokrasi sejati, dan kami ingin anda keluar dari negara ini, terima kasih,” kata Nam disambut gemuruh penonton.

Baca Juga: Mantan Istri Presiden Soekarno yang Berkebangsaan Jepang Muncul sebagai Atlet E-Sport Yu-Gi-Oh?

Baca Juga: Sudah Cair! Ini Cara Dapat Bantuan Kuota Internet Gratis untuk Pelajar SMA-SMK, Ikuti Langkah ini!

Saat Nam memenangkan kontes Miss Grand Thailand, pernyataan yang ia keluarkan sebelumnya langsung memicu reaksi dari kelompok pro kemapanan. Nam pun langsung menghadapi banjir pelecehan di internet, sebagian besar berfokus pada kulitnya yang relatif gelap.

Karena di Thailand, kulit yang lebih cerah secara tradisional dikaitkan dengan orang-orang dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi.

Anggota grup Facebook PDRC Hot News Update memposting foto kontestan kecantikan lain dengan warna kulit lebih terang, mengatakan bahwa dia pantas dinobatkan daripada Nam, sayang telah didiskriminasi karena pendapat politiknya.

Baca Juga: Kronologi Seorang Pria Mendapat Hukuman Mati Diduga Karena Tolak Masuk Islam dan Menghina Nabi

Baca Juga: Timor Leste Semakin Miskin, Eks Presiden: Minggu Depan Mungkin Truk dari Kupang Kirim Mie Instan

PDRC adalah singkatan dari People’s Democratic Reform Committee, kelompok politik pro-militer yang memimpin protes terhadap pemerintah yang dipilih secara demokratis oleh mantan perdana menteri Yingluck Shinawatra dari 2013 hingga 2014.

Anggota lain dari grup memposting foto Nam mengenakan mahkota di samping gambar kartun kerbau dan berkata, "Apakah Thailand tidak memiliki orang yang lebih cantik?".

Balasan untuk posting tersebut termasuk: “Mulut buruk dan jelek”, “Penyelenggara hanya menyukai kontestan yang membenci bangsanya sehingga pemenang dihadiahkan bukan karena penampilannya” dan “Kamu hitam, kamu buruk dan kamu sampah”.

Baca Juga: Ang Rita Sherpa, Penakluk Puncak Everest 10 Kali, Dinyatakan Meninggal Dunia

Baca Juga: Pemakaman Islam di Jepang Ditentang Warga, Penduduk Khawatirkan Hal Ini!

Pukulan balik terhadap Nam muncul saat selebritis di Thailand semakin di bawah tekanan karena pandangan mereka tentang protes Thailand. Gerakan ini terbukti semakin memecah belah dengan seruannya agar parlemen dibubarkan, konstitusi baru akan disusun dan monarki direformasi.

Grup media sosial pro-demokrasi menyerukan boikot terhadap artis, selebriti, dan perusahaan yang tidak mendukung gerakan tersebut, dengan kampanye tagar di Twitter saat ini menargetkan idola K-pop Thailand pada khususnya.

Nawat Itsaragrisil, penyelenggara kontes Miss Grand Thailand, mengatakan pada hari Senin bahwa tanggapan Nam adalah normal dan tidak keluar batas. Dia mengatakan Nam telah menjalankan hak asasi manusia dan hak berbicara di depan umum dalam batas-batas.

Baca Juga: Kelompok Pro-Demokrasi di Thailand Kembali Unjuk Rasa Tuntut Perubahan Politik

Baca Juga: 50 GB Gratis! Bantuan Kuota Internet Mahasiswa Cair, Ini Cara Dapatnya!

Sebelum kontes, Nawat pernah mengatakan di Facebook bahwa kontes tersebut mencari wanita yang “siap dan cocok untuk masa kini, cantik, pandai dan mudah beradaptasi dengan segala situasi dan tahu bagaimana mempromosikan dirinya”.

Pada hari Senin, Nam mengatakan kepada situs berita Voice Online bahwa dia telah diintimidasi tentang warna kulitnya sepanjang hidupnya, “Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya tidak bisa lebih cerah (kulitnya) ”.

"Saya pikir nilai-nilai orang adalah pikiran mereka, yang dapat mengubah banyak hal dan menginspirasi serta mendorong kehidupan ke depan," kata Nam, menambahkan bahwa dia ingin berjuang untuk menjadi wanita yang lebih berharga.

Baca Juga: Jerinx SID Jaminkan Akun Instagramnya Untuk Dapat Penangguhan Penahanan, Ini Reaksi Polda Bali

Baca Juga: BAHAYA, Pesawat Mata-Mata Amerika Menyamar Sebagai Pesawat Komersil di Laut China Selatan

Thitipong Duangkong, peneliti di program Studi Wanita, Gender dan Seksualitas Universitas Thammasat, mengatakan politisasi penampilan ratu kecantikan bukanlah hal baru. Nilai-nilai konservatif di Thailand tidak selaras dengan "kebenaran politik universal", katanya.

“Dan sementara kaum konservatif merendahkan tubuh [ratu kecantikan], hal itu mengungkapkan agenda tersembunyi mereka, bahwa mereka menghargai orang dengan citra elitisme, yang diwakili oleh warna kulit yang lebih cerah. Ini adalah nilai yang kontroversial, terutama di zaman ketika Black Lives Matter menjadi fenomena global." ***

Pacharaporn 'Nam' Chantarapadit Miss Grand Thailand

Editor: Heru Fajar

Sumber: South China Morning Post

Tags

Terkini

Terpopuler