Gemar Timbulkan Kebencian Agama di Myanmar dan Facebook Turun Tangan, Biksu Anti-Muslim Terkenal Dibebaskan

7 September 2021, 13:30 WIB
Ilustrasi-Biksu /K. P. D. Madhuka on Unsplash

SEMARANGKU - Seorang biksu bernama Wirathu dibebaskan oleh militer Myanmar.

Wirathu adalah biksu nasionalis yang terkenal karena omelan anti-Muslimnya.

Sebelumnya, biksu tersebut telah ditahan karena menjatuhkan tuduhan penghasutan yang diajukan oleh pemerintah Aung an Suu Kyi yang digulingkan.

Bahkan biksu tersebut dijuluki sebagai 'The Pace of Buddhist Terror' oleh majalah Time.

Hal itu disebabkan karena biksu tersebut suka membangkitkan kebencian agama di Myanmar.

Setelah dibebaskan dirinya menerima perawatan di rumah sakit militer.

Baca Juga: Kisah Nyata, Seorang Biksu Membakar Dirinya untuk Menuntut Keadilan Terhadap Pemerintah yang Korup

Baca Juga: CEK FAKTA: Ada Mumi Biksu Berusia 200 Tahun yang Masih Hidup di Mongolia

Wirathu, yang berasal dari pusat kota Mandalay, terlibat dalam kelompok anti-Muslim 969 pada tahun 2001 dan pertama kali dipenjara pada tahun 2003.

Dibebaskan pada tahun 2010, ia menjadi terkenal dua tahun kemudian setelah kerusuhan pecah antara umat Buddha dan etnis minoritas Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine barat.

Dia mendirikan sebuah organisasi nasionalis yang dituduh menghasut kekerasan terhadap Muslim dan juga berhasil melobi undang-undang yang membuat pernikahan antaragama sulit.

Pada 2017, otoritas Buddhis tertinggi Myanmar melarangnya berkhotbah selama satu tahun untuk rekan-rekannya. Facebook menutup akunnya pada 2018.

Tetapi biksu berusia 53 tahun itu tetap menjadi biasa di demonstrasi nasionalis, di mana ia menuduh pemerintah Aung San Suu Kyi melakukan korupsi dan marah terhadap upayanya yang gagal untuk menulis ulang konstitusi yang disusun oleh militer.

Dia dipenjara akhir tahun lalu setelah menyerahkan diri ke pihak berwenang atas tuduhan Mei 2019 untuk mencoba membawa "kebencian atau penghinaan" dan "ketidakpuasan yang menarik" terhadap pemerintah saat itu.

Myanmar telah berada dalam kekacauan sejak militer merebut kekuasaan dari Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada 1 Februari.

Wirathu memiliki banyak pengikut dan dipandang mempertahankan hubungan dekat dengan militer.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler