25 Orang Dibunuh Militer Myanmar dalam Pergejolakan Kudeta di Mynamar

- 6 Juli 2021, 16:00 WIB
25 Orang Dibunuh Militer Myanmar dalam Pergejolakan Kudeta di Mynamar
25 Orang Dibunuh Militer Myanmar dalam Pergejolakan Kudeta di Mynamar /Chris Dale/Reuters

SEMARANGKU – Militer Myanmar membunuh sedikitnya 25 orang dalam demonstrasi menentang kudeta militer.

Telah terjadi peristiwa kekacauan sejak kudeta 1 Februari, para demonstran dan militer Myanmar saling berseteru.

Perseteruan oleh militer Myanmar terjadi pada kudeta 1 Febuari terhadap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
 
 
Warga masyarakat mengajukan protes dan unjuk rasa tersebut berkobar di banyak wilayah di negara Myanmar.
 
Selain itu para masyarakat termasuk dokter dan perawat bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil massal.

Warga sipil juga dilaporkan telah membentuk pasukan pertahanan untuk mengambil senjata lawan Dewan Administrasi Negara.
 
Kekerasan terbaru terjadi di wilayah Sagaing Tengah. Satu warga Depayin, wilayah Sagaing Tengah melaporkan bahwa ada empat truk militer menurunkan tentara di desa tersebut.

Warga tersebut tidak ingin menyebutkan identitas dirinya karena takut akan dijadikan target balas dendam.
 
Baca Juga: Sekira 50 Demonstran Tewas di Myanmar pada 'Hari yang Memalukan Bagi Angkatan Bersenjata'

Para anak-anak muda dari Pasukan Pertahanan Rakyat dibentuk untuk menentang jendral.

Namun sayangnya mereka hanya memiliki senjata darurat dan dipaksa kembali oleh senjata berat militer Myanmar.

"Ada orang meninggal di peternakan dan di rel kereta api. Mereka (tentara) menembak semua yang bergerak," kata warga lain dikutip dari Aljazeera.

Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa truk militer tersebut masuk dan menembaki sebuah desa.

Kami mendengar penembakan artileri 26 kali," kata seorang penduduk desa.

"Mereka menembak semua orang yang mereka lihat di jalan dan di desa. Mereka tidak hanya memiliki satu target," katanya.

Para kaum muda yang masuk di Pasukan Pertahanan Rakyat juga mengatakan bahwa ada 18 anggota telah tewas dan 11 terluka.

Sementara itu, media yang dikelola negara tersebut mengatakan bahwa militer mereka hanya berpatroli.

Penduduk desa juga harus menunggu sampai benar-benar aman dan keluar dari rumah untuk mengumpulkan mayat.

"Kami pertama kali mendapatkan sembilan mayat dan menguburkannya," katanya.

"Saya perhatikan dari tubuh mereka bahwa sebagian besar dari mereka ditembak di kepala," jelasnya.

Sementara itu Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik juga melacak tindakan kekerasan pasca-kudeta.

Ada setikanya 888 orang terbunuh oleh militer Myanmar sejak Februari.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x