Anak-anak Tewas dalam Kudeta Myanmar, Penembakan Acak dan Kekerasan Sembarangan

- 17 Juli 2021, 18:28 WIB
Anak-anak Tewas dalam Kudeta Myanmar, Penembakan Acak dan Kekerasan Sembarangan
Anak-anak Tewas dalam Kudeta Myanmar, Penembakan Acak dan Kekerasan Sembarangan / Twitter @Myanmar_Now_Eng



SEMARANGKU – Myanmar masih terus mengalami gejolak politik dan hal tersebut berdampak kepada anak-anak.

Banyak anak-anak tewas karena penembakan acak dan kekerasan yang semena-mena di Myanmar.

Di Myanmar sekitar 75 anak telah terbunuh karena gejolak politik yang masih terus berlanjut. Terlebih di Myanmar gejolak politik tersebut bersamaan dengan pandemi Covid-19.

Baca Juga: 25 Orang Dibunuh Militer Myanmar dalam Pergejolakan Kudeta di Mynamar

Komite hak anak PBB juga melaporkan pada Jumat bahwa mereka menerima informasi sebanyak 75 anak terbunuh dan sekitar 1.000 ditangkap sejak 1 Februari.

Anak-anak di Myanmar berada di bawah kepungan dan menghadapi bencana hilangnya nyawa karena kudeta militer," kata ketua komite Mikiko Otani.

Penduduk Myanmar juga telah melawan dan melakukan protes massal tetap tidak sepenuhnya direspon.

Ditambah adanya juga respon militer yang brutal sejak kudeta yang digulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.

"Anak-anak terpapar kekerasan sembarangan, penembakan acak dan penangkapan sewenang-wenang setiap hari," kata Otani.

Baca Juga: Korban Kekerasan Militer Myanmar Dianggap Mengganggu, Thailand Minta Kekerasan Hingga Kudeta Dihentikan

"Mereka memiliki senjata menunjuk mereka dan melihat hal yang sama terjadi pada orang tua dan saudara kandung mereka."

Komite ini bertugas memantau pelaksanaan Konvensi Hak Anak.

Para ahli juga mengutuk keras pembunuhan anak-anak oleh aparat di Myanmar.

Bahkan beberapa korban tewas di rumah mereka sendiri termasuk gadis enam tahun yang ditembak di perut oleh polisi.

Selain penembakan, banyak juga anak-anak yang dilaporkan disandera ketika pihak aparat tidak dapat menangkap orang tua mereka.

Pada Jumat, dilaporkan bahwa ada dua anak dibawah umur yang ditahan dan didakwa memiliki bahan peledak.

Banyaknya gangguan yang cukup memprihatinkan seperti perawatan medis, pendidikan, dan makanan yang tidak terpenuhi.

Selain itu, banyak juga sekolah dan lembaga keagamaan di negara itu dirusak dalam tindakan militer.

Jika krisis ini berlanjut, seluruh generasi anak-anak berisiko menderita konsekuensi fisik, psikologis, emosional, pendidikan dan ekonomi yang mendalam, merampas mereka dari masa depan yang sehat dan produktif," Otani memperingatkan dikutip dari Al Jazeera.

Kudeta di Myanmar ini benar-benar membuat anak-anak menjadi sasaran yang empuk dan bahkan kehilangan nyawa mereka.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x