Kisah Nyata, Muslim Uighur Diberi Makan Daging Babi hingga Islam Dianggap Penyakit oleh China

5 Agustus 2021, 20:50 WIB
Ilustrasi gambar, Kisah Nyata, Muslim Uighur Diberi Makan Daging Babi hingga Islam Dianggap Penyakit /Levi Meir Clancy on Unsplash

SEMARANGKU - Perseteruan antara muslim Uighur dengan China memang sudah sejak lama berkecamuk.

Pihak China juga sering menahan muslim Uighur di kamp-kamp konsentrasi.

Tak hanya itu, banyak laporan tentang pemaksaan dan penahanan bahkan kekerasan yang dilakukan China terhadap muslim Uighur.

Begitu pula dengan kisah nyata yang diucapkan oleh salah satu dari muslim Uighur di China.

Baca Juga: Umat Muslim di China Dipaksa Menolak Islam hingga Ditahan dan Disiksa dengan Sengatan Listrik

Meskipun namanya disamarkan untuk kebaikan dan keselamatannya, Abdulla menceritakan detail yang mereka alami.

Abdula adalah etnis Uighur dan selalu menyebut Xinjiang sebagai rumahnya.

Nenek moyangnya tinggal dan bekerja keras di tanah itu selama berabad-abad.

Abdula adalah muslim Uighur yang taat.

Dirinya menceritakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, beberapa temannya mendengar suatu ketukan.

Ketukan di pintu tersebut membuat mereka menghilang tanpa jejak atau peringatan.

Semua orang tahu dimana mereka akan ditahan, tetapi semua orang tidak tahu kapan mereka akan keluar.

Pada bulan Agustus, dilaporkan oleh PBB bahwa 1,1 juta muslim Uighur di tahan di kamp-kamp konsentrasi di Xinjiang.

Sejumlah muslim Uighur yang ditangkap, dicabut dari keluarga dan kehidupan mereka, dan dipenjara di kamp konsentrasi tanpa alasan.

Baca Juga: Taliban Tidak akan Bantu Muslim Uyghur Setelah Mengatakan China adalah Teman

Mereka juga dilaporkan dipaksa untuk meninggalkan Islam dan mengkritik keyakinan Islam mereka sendiri.

Mereka bahkan dipaksa membaca lagu proganda Partai Komunis selama berjam-jam setiap hari.

Narapidana pria dipaksa untuk mencukur jenggot dan dipaksa untuk makan daging babi beserta alkohol.

Kamp tersebut adalah tempat mengerikan dimana ketakutan dan kekerasan fisik hingga pelecehan tersedia.

Mereka mendorong muslim Uighur untuk meninggalkan agama mereka.

Dikutip dari Al Jazeera, China juga menganggap bahwa Islam adalah penyakit mental dan menolak adat Uighur.

Tak hanya orang dewasa, program cuci otak juga disediakan untuk anak-anak muslim Uighur.

Mereka akan diubah menjadi generasi yang mendorong mereka berpaling dari keluarga mereka dan menuju visi Beijing untuk menghancurkan muslim Uighur.

Jika dapat menghancurkan Islam, Beijing percaya bahwa mereka dapat menghancurkan Uighur.

Di kamp konsentrasi sendiri, Abdula selalu dipantau dalam hal apapun.

Meskipun begitu, dirinya hanya berpegang teguh dan terus berdoa agar muslim Uighur diberi keselamatan.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler