Temuan Virus Tick Borne yang Dapat Menular Antar Manusia

11 Agustus 2020, 19:24 WIB
Ilustrasi persebaran virus corona. /iStock/ASIS International

SEMARANGKU Setelah dihebohkan oleh pandemi Covid-19 yang berasal dari negara Tiongkok yang membuat kekacauan dari segala penjuru bahkan sampai detik ini masih belum ditemukan solusi untuk mengatasinya.

Dunia kesehatan kembali dihebohkan dengan kemunculan virus baru yang dikenal dengan Tick-Borne.

Virus ini juga berasal dari Tiongkok dan cukup mengkhawatirkan, karena diduga penularannya bisa antar manusia melalui darah, saluran pernapasan, dan luka.

Baca Juga: Ternyata Para Pemain PSIS Semarang Hanya Jalankan Program Latihan Mandiri Selama Dua Bulan

Baca Juga: Hal Ini yang Membuat Jurgen Klopp Tertarik Datangkan Kostas Tsimikas ke Liverpool

Virus Tick Borne atau juga dikenal dengan Sindrom Trombositopenia yang berasal dari gigitan kutu Asia yang disebut Haemaphysalis Longicornis.

Peternak, pemburu, dan pemilik hewan peliharaan sangat rentan terhadap virus Tick Borne karena lebih cenderung sering berinteraksi dengan hewan yang mungkin membawa kutu Haemaphysalis longicornis.

Gejala Terinfeksi Virus Tick-Borne

Masa inkubasi terinfeksi antara tujuh hingga 13 hari setelah timbulnya penyakit.

Baca Juga: Cara Memutihkan Ketiak dengan Bahan Alami, Menggunakan Mentimun dan Lemon

Baca Juga: WhatsApp Siapkan Fitur Satu Nomor Untuk Beberapa Perangkat

Orang yang terinfeksi virus Tick Borne akan mengalami berbagai gejala mulai dari demam, kelelahan, kedinginan, sakit kepala, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), anoreksia, mual, myalgia (nyeri otot), diare, muntah, sakit perut, perdarahan gusi, dan mata merah.

Beberapa tanda peringatan dini dari infeksi virus Tick Borne termasuk demam parah, trombositopenia (jumlah trombosit yang rendah) dan leukositopenia (jumlah sel darah putih yang rendah).

Jika tidak segera ditangani bisa mengakibatkan komplikasi yang serius termasuk kegagalan multi-organ, manifestasi hemoragik dan munculnya gejala gangguan sistem saraf pusat (SSP).

Baca Juga: Tips Bikin YouTube dan Daftar Konten Apa Saja yang Paling Banyak Diminati Oleh Netizen

Baca Juga: Inter Milan vs Bayer Leverkusen, Romelu Lukaku: Kami ini Tim!

Sampai saat ini, vaksin untuk infeksi virus ini belum berhasil dikembangkan, obat antivirus Ribavirin (untuk menangani hepatitis C) diketahui cukup efektif dalam mengobati penyakit ini.

Jika tidak ditangani dengan cepat bisa mengakibatkan masalah dan gangguan kesehatan yang signifikan. Mulai dari masalah jantung, peradangan sendi jangka panjang, dan komplikasi neurologis.

Untuk menghindari tertular penyakit, berbagai otoritas pemerintah, termasuk Centers Disease Control and Preventions Tiongkok mengimbau masyarakat umum untuk menghindari mengenakan celana pendek saat berjalan melalui rumput tinggi, hutan, dan lingkungan lain tempat kutu cenderung berkembang.

Baca Juga: Manchester United vs Copenhagen, Ole Gunnar Solskjaer: Karl Johan Johnsson Menyulitkan Kami

Baca Juga: Liga Europa, Inter Milan vs Bayer Leverkusen: Inter Menang 2:1, Berikut Hasil dan Statistik

Ketika penyakit yang ditularkan melalui kutu diobati secara efektif dan tepat waktu, kebanyakan pasien mengalami pemulihan penuh.

Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Minnesota Department Health disebutkan bahwa penularan penyakit karena kutu kerap dialami orang yang bepergian.

Mereka yang paling rentan terhadap gejala ini adalah orang dengan kondisi sistem kekebalan lemah seperti dilansir dari . ***

Editor: Heru Fajar

Sumber: Indian Express

Tags

Terkini

Terpopuler