Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Redmi Note 9 Pro, Juaranya Flagship yang Lengkap dan Kencang
Jika ditempuh dari pusat Kabupaten Klaten, jaraknya lebih kurang 20 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Ini karena, kondisi jalan yang dilalui acapkali berpapasan dengan truk pengangkut pasir. Hal itu, memengaruhi pada kondisi jalan yang tidak rata.
Bekerja serabutan, rumah pria beranak dua ini sangat sederhana. Bersama istrinya Waginem, total ada enam orang, berikut anak mantu dan cucu dari anak pertamanya, yang mendiami rumah sekira 7x10 meter itu.
Dinding rumah Sutarno terbuat dari anyaman bambu. Sementara lantainya masih tanah. Di rumahnya, tidak ada ranjang. Yang adalah adalah lincak (bangku besar anyaman bambu) yang diberi alas untuk tidur.
Baca Juga: Ini Link Download dan Makna Logo HUT RI, Bisa Untuk Post di Medsos
Baca Juga: Kado Ulang Tahun Jawa Tengah, Ground Breaking Jateng Valley, Obyek Wisata Terbesar se Asia Tenggara
Di belakang, ada dapur sederhana berikut tungku untuk memasak. Sutarno berencana untuk membangun rumahnya menggunakan batako.
"Niki mangkih Kula pindah samping. La griya Kula niki, kula kanggekaken menda. (Rumah saya yang baru nanti di pekarangan sebelah rumah. Rumah lama saya untuk beternak)," paparnya.
Tidak hanya bantuan material, namun juga uang sebesar Rp 12 juta dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Jateng, diterima langsung oleh Sutarno, Ngatiyem dan Darmo Suwito. Ketiganya warga Dusun Girpasang, yang rumahnya masih sangat sederhana berlantai tanah, berdinding bambu.