Desa Wisata Berbasis Seni Jadi Media Pembangkit Kecintaan Leluhur Bangsa Indonesia Melalui Lukisan

10 September 2020, 17:30 WIB
Desa Wisata Berbasis Seni Menjadi Media Pembangkit Kecintaan Leluhur Bangsa Indonesia Melalui Lukisan /Antaranews

SEMARANGKU - Bila kita sering mendengar desa wisata maupun desa agrowisata dengan tawaran wisata alamnya, kini di Purbalingga muncul kreativitas baru, Desa Seni. Desa Seni ini tepatnya terletak pada Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga.

Pembukaan rintisan desa wisata berupa Desa Kartun (Cartoon Village) dan Sekolah Kartun Kie Art (Kie Art Cartoon School) dilakukan di sebuah ruangan salah satu rumah milik warga pada Rabu, 09 September 2020.

Ide yang digagas oleh Slamet Santoso dengan rekannya Gita Yohanna Thamdean sebagai pegiat seni, diharapkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

Baca Juga: OnePlus Nord Ponsel Paling Populer Tahun ini, Dikenal dengan OxygenOS 10.5.7

Baca Juga: Ganjar Pranowo Temukan Dua Siswa Naik Angkot ke Sekolah, Minta Disdik Evaluasi

Harapan tersebut dilatar belakangi dengan keadaan penduduk setempat. Penduduk Desa Sidareja sebanyak 5.362 jiwa. Terbagi menjadi 1.452 keluarga, dengan keluarga miskin mencapai 557 keluarga.

“Saya merasa tertantang karena masing-masing desa di Purbalingga punya desa wisata, tapi Desa Kartun Sindareja ini lain daripada yang lain karena kami mengangkat budaya khusus untuk Sindareja, pendidikan lewat kartun terutama untuk anak-anak zaman sekarang,” tutur Slamet Santosa.

Sedangkan untuk Sekolah Kartun Kie Art dibuka gratis. Sekolah tersebut ditujukan untuk melatih anak-anak melukis dan membuat kartun.

Baca Juga: Usai Kekalahan Besar Timnas U-19, Shin Tae-Yong Ubah Menu Latihan Jelang Indonesia vs Arab Saudi

Baca Juga: PSIS Semarang Siapkan Pemain Muda untuk Lapis Pemain Senior, Ini Kata CEO Yoyok Sukawi

“Sementara ini, saya baru melayani siswa dari satu sekolah dasar, kelas tiga hingga kelas lima yang berjumlah sekitar 90 anak. Mereka akan diajari tentang kartun maupun lukisan, kurikulumnya sudah ada,” katanya.

Slamet Santoso dan Gita Yohanna Thomdean berinisiasi mewujudkan desa kartun ini sejak dua tahun silam. Menurut Gita, fondasi kuat Desa Kartun berasal dari generasi yang ada di Desa Sidareja itu sendiri.

“Nah, kartun ini di sekolahan ini ada kurikulumnya. Jadi dengan 8 bulan berjalan, anak-anak akan dilatih dasar-dasar menggambar, bagaimana mencari ide, hingga akhirnya pada bulan kedelapan mereka akan berekompetisi,” tutur Gita.

Baca Juga: Foto Pesawat Pembom Pasukan PLA Tiongkok Terlihat di Dekat Wilayah yang Disengketakan dengan India

Baca Juga: Ganjar Pranowo Belum Berencana Ambil Langkah PSBB, Penting Penegakan Hukum dan Tak Mau Ikuti Jakarta

Kemudian mereka disaring untuk mengikuti kompetisi tingkat Internasional. Selain untuk meningkatkan faktor ekonomi, desa kartu ini juga diharapkan mampu meingkatkan kecintaan anak-anak terhadap tradisi leluhur bangsa Indonesia melalui kartun.

“Kita banyak terpapar ya oleh dunia luar, tapi ini adalah suatu tempat yang tidak hanyak ‘instagramable,’ tapi ada edukatifnya. Kemudian mereka bisa membangkitkan lagi dan mengenal lagi nenek moyang mereka,” katanya.

Rencananya setiap rumah di desa tersebut akan digambari cerita legenda yang berkembang di Desa Sidareja. Hingga kini ada sebanyak 88 rumah warga yang akan digambari.

Baca Juga: Netflix Umumkan Jadwal Film BLACKPINK Light Up the Sky, BLINK Bisa Tonton Mulai Bulan Depan!

Baca Juga: Efek Buruk Dari Meminum Soda Terlalu Banyak Pada Tubuh Kita, Salah Satunya Obesitas

“Kami melakukan investigasi sekitar lima bulan, dengan bertanya kepada sesepuh desa atau orang. Jadi benar-benar kami gali,” tuturnya.

Gita juga mengatakan bahwa ada 8 kartunis dari berbagai daereah yang ikut berkolaborasi, seorang muralis, dan Irwan Guntarto juga ikut mengirimkan sketsanya. Yang akan diaplikasikan bersama 15 anak dari Desa Sidareja.

“Berdasarkan hasil penelitian, dari menggambar itu akan menstimulasi saraf motoric halus dari anak. Kemudian dia mudah konsentrasi, fokus, kemudian jujur dengan perasannya,” katanya seperti dilansir dari laman Antaranews.

Baca Juga: Review Film Free Guy, Kisah Seorang NPC Dalam Sebuah Game, Tayang Di Bioskop Desember 2020

Baca Juga: UIN Walisongo Siapkan Mata Kuliah Islam dan Moderasi, RMB Gelar Workshop Penyelarasan RPS

Mengenai sumber dana, Gina mengatakan bahwa dana merintis Desa Kartun tersebut merupakan dana swadaya pribadi dan dukungan produk dari sejumlah perusahaan alat tulis.

Sambutan positif datang dari Pemerintah Desa Sidareja dan warga setempat, khususnya anak-anak.

“Dengan adanya Kie Art Cartoon School ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi anak-anak yang saat sekarang disibukkan dengan bermain gawai dan game. Semoga kegiatan ini akan mengedukasi anak-anak karena dengan menggambar dapat melatih kejujuran,” tutur Wasis Wangsa Wijaya selaku Sekretaris Desa Sidareja.

Baca Juga: Kisah Haru Saat Ganjar Pranowo Beri Hadiah Laptop ke Siswa yang Mampu Jelaskan Protokol Kesehatan

Baca Juga: AWAS! Ikan Salmon Jadi Media Penularan Covid-19 Internasional, Ujar Ilmuwan Tiongkok

“Selain itu, dengan adanya kegiatan melukis ini, mudah-mudahan ke depan dapat sebagai destinasi wisata desa,” tambahnya.

Pandu Wicaksono, seorang remaja yang mengikutikegiatan yang diselenggarakan oleh Kie Art Cartoon School di Cartoon Village merasa senang karena dapat melatih kemampuannya melukis.

“Sebelumnya, saya memang tidak bisa melukis namun dengan adanya sekolah kartun, saya jadi bisa belajar melukis dan pada acara ini, saya ditugasi untuk melukis mural tentang anak-anak yang sedang bermain permainan tradisional,” tuturnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Kunjungi Dua Tempat di Temanggung yang Menjadi Role Model Sekolah Tatap Muka

Baca Juga: Svarga Bumi Viral di Medsos, Destinasi Wisata Sawah Modern Dekat dengan Candi Borobudur

Dia berharap sekolah yang telah mengajarinya melukis dapat maju dan banyak yang datang.

Selama delapan bulan peserta didika akan diajari teknik menggambar mulai dari pelatihan dasar seperti mencari ide, cara mencampur warna, teknik menggunakan berbagai macam alat tulis maupun penjajalan objek. Selain itu semua peserta didik memiliki kesempatan belajar dan berprestasi yang sama.***

Editor: Heru Fajar

Sumber: AntaraNews

Tags

Terkini

Terpopuler