Faktor kedua, lanjutnya, ada pembelokan dan pertemuan angin dari arah utara yang kebetulan membelok tepat di Jabodetabek.
“Saat membelok, angin melambat sehingga ada pembentukan intensitas awan hujan yang kemudian terkondensasi menjadi hujan tinggi,” ujarnya.
Bertemunya angin dari utara dengan angin dari arah Samudera Hindia sehingga terhalang untuk menerobos ke selatan, membuat angin membelok ke timur dan terjadi perlambatan tepat di atas Jabodetabek.
Baca Juga: Mitsubishi New Pajero Sport Resmi Meluncur Ini Harga di Jateng dan DIY
Baca Juga: PKB Dorong Perempuan Aktif Berpolitik, Gus Yusuf: Harus Kerja Cerdas
Perlambatan itu yang, menurut Dwikorita, menjadikan intensitas awan hujan akhirnya terkondensasi membentuk hujan.
Faktor ketiga yang menyebabkan hujan ekstrem di beberapa wilayah Jakarta dan hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah Jabodetabek yakni adanya tingkat labilitas dan kebasahan udara sebagian besar wilayah barat Jawa yang tinggi.
“Sehingga mengakibatkan pembentukan awan hujan di Jabodetabek,” imbuhnya.
Baca Juga: Telkomsel Bagi-Bagi Uang Gratis Rp1,5 Juta untuk Pelajar dan Mahasiswa, Ini Cara Dapatnya