Network
SEMARANGKU - Tak perlu takut! Alergi vaksin COVID-19 jarang terjadi. Begini informasi lengkapnya, baca artikel ini sampai tuntas.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengeluarkan pernyataan bahwa kasus yang terjadi akibat yang ditimbulkan oleh efek samping termasuk alergi setelah mendapatkan vaksin COVID-19 bisa terjadi tetapi kasus tersebut jarang terjadi.
Ada 29 kasus yang timbul akibat dari alergi parah atau lebih dikenal sebagai anafilaksis usai pemberian vaksin COVID-19 baik itu Pfizer-BioNTech atau produk Moderna dan lainnya, menurut CDC.
Baca Juga: Yunho TVXQ Mengungkapkan Surat yang Didapat dari J-Hope dan V BTS Jelang Wamil, Isinya Apa, Ya?
Baca Juga: Warga Cilandak Menemukan Bayi Mungil Terbungkus Plastik Hitam Dibuang Orang Tuanya
“Bahkan dengan kasus yang terlihat sampai saat ini, vaksin COVID-19 tetap merupakan proposisi nilai yang baik,” tutur Direktur Pusat Imunisasi Nasional CDC, Nanci Messonnier, Sabtu, 9 Januari 2020, dikutip dari Antara News.
Selain itu, Messonnier menyampaikan bahwa ada sekitar 11,1 kasus anafilaksi per 1 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 atau lebih tinggi dari perkiraan 1,3 kasus per 1 juta dosis dengan vaksin flu.
Meskipun begitu, hal tersebut harusnya tidak membuat orang yang mendapat vaksin COVID-19 takut untuk menerima vaksin COVID-19.
Baca Juga: PKM di Jawa Tengah Bakal Percuma Jika Ribuan Buruh dan Pengusaha Masih Saja Melakukan Ini
Baca Juga: Pernah Sebut Kim Jong Un Preman, Korut ke Joe Biden: Anda Anjing Gila yang Harus Dibunuh!
“Risiko mereka akibat COVID-19 dan hasil yang buruk masih lebih besar dari pada resiko akibat parah dari vaksin dan untungnya, kami tahu bagaimana menangani anafilaksis,” kata Messonnier.
Berdasarkan laporan dari CDC pada 14 Desember dan 23 Desember, telah terjadi 21 kasus anafilaksis setelah pemberian 1.893.360 dosis pertama vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech.
Sebagian besar reaksi atau 71 persen terjadi dalam kurun waktu 15 menit setelah pemberian vaksin COVID-19.***
