Ini 4 Strategi Pemerintah Hadapi Covid-19 Varian Omicron, Menkes: Kita Harus Melindungi 270 Juta Rakyat

28 Desember 2021, 17:15 WIB
Ini 4 Strategi Pemerintah Hadapi Covid-19 Varian Omicron, Menkes: Kita Harus Melindungi 270 Juta Rakyat /setkab

SEMARANGKU - Simak empat strategi pemerintah dalam menghadapi Covid-19 varian Omicron.

Artikel ini berisi empat strategi pemerintah dalam menghadapi Covid-19 varian Omicron.

Jika Anda sedang mencari empat strategi pemerintah dalam menghadapi Covid-19 varian Omicron, simak penjelasan di bawah ini.

Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin menuturkan bahwa bahwa pemerintah menerapkan empat strategi dalam menangani Covid-19 varian Omicron.

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin: Pemerintah akan Terapkan 4 Strategi Hadapi Varian Omicron Covid 19

Strategi pemerintah dalam menghadapi Covid-19 varian Omicron diungkapkan Menkes dalam keterangan pers terkait Perkembangan Penanganan COVID-19 dan Evaluasi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pada Senin, 27 Desember 2021 secara virtual.

“Kementerian Kesehatan konsisten melakukan empat strategi untuk menangani pandemi COVID-19 termasuk Omicron. Pertama adalah protokol kesehatan atau 3M, kedua adalah surveilans atau 3T atau TLI (tes, lacak, isolasi), ketiga adalah vaksinasi, yang keempat adalah terapeutik atau perawatan,” ujar Budi, dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI.

Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya disiplin dalam penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).

Hal ini untuk menekan penularan Covid-19.

Menkes RI ini juga mengimbau masyarakat untuk terus disiplin dalam menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Baca Juga: Meski Lebih Cepat Menyebar, Virus Omicron Dinilai Tidak Berbahaya Ini Penjelasan Ilmuwan Inggris

“Saya lihat banyak rakyat kita yang masuk mal atau masuk restoran-restoran suka lupa pakai (aplikasi PeduliLindungi). Adalah kewajiban petugas untuk mengingatkan. Kenapa? Karena ini membantu kita untuk menyaring kalau misalnya ada orang yang berpotensi menular tapi tidak disiplin masih jalan-jalan ke luar,” pungkasnya.

Selain itu, Budi juga meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan yang tidak esensial ke luar negeri.

Hal ini mengingat tingginya penyebaran kasus Omicron secara global.

“Tidak usah pergi ke luar negeri kalau tidak sangat perlu karena sekarang sumber penyakitnya ada di sana dan semua orang yang kembali kita lihat banyak yang terkena. Jadi lindungilah diri kita, jangan ke luar negeri,” imbuhnya.

Menkes juga menyebutkan bahwa 98 persen kasus Omicron di Indonesia terjadi pada pelaku perjalanan internasional.

Oleh sebab itu, pemerintah akan memperketat karantina pelaku perjalanan tersebut.

“Kita harus melindungi 270 juta rakyat kita yang sekarang sudah kondisinya baik. Jadi tolong dipahami bahwa proses karantina kedatangan luar negeri untuk warga negara Indonesia akan kita perketat,” ujar Budi.

Pemerintah telah menyiapkan beberapa tempat karantina terpusat.

Beberapa tempat karantina terpusat yang disiapkan pemerintah antara lain di Jakarta, Surabaya, Batam, dan Entikong.

Ini untuk mengantisipasi kepulangan para pekerja migran Indonesia (PMI).

“Kita sudah menghitung juga berapa orang yang akan datang berdasarkan pola kedatangan tahun lalu. Memang bedanya sekarang karantinanya 10 hari, jadi di awal-awal kemarin ada sedikit kepadatan tapi sekarang sudah kita atur,” ujar Menkes.

Selain penegakan protokol kesehatan dan memperketat karantina, pemerintah juga memperkuat surveilans dengan memperbanyak peralatan tes PCR yang dapat mengidentifikasi varian Omicron.

Selain itu, pemerintah juga memperkuat surveilans dengan memperbanyak peralatan genome sequencing sebanyak lima belas unit yang akan disebar ke berbagai wilayah di tanah air.

“Mudah-mudahan di awal tahun depan segera datang dan akan kita sebarkan ke seluruh pulau-pulau Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua) agar tes genome sequencing ini menjadi lebih cepat dan juga jaringannya menjadi lebih kuat, tidak hanya di Jawa saja,” tambahnya.

Adapun terkait vaksinasi, Menkes menekankan bahwa pemerintah akan terus mempercepat guliran vaksinasi nasional terutama bagi kelompok masyarakat yang memiliki risiko tinggi jika terpapar Covid-19.

“Penting buat kita mempercepat vaksinasi, terutama kalangan yang berisiko yaitu lansia dan orang-orang yang imunitasnya terganggu. Harus cepat kita vaksinasi agar mereka tidak tertular oleh Omicron ini,” ujarnya.

Budi menyampaikan bahwa pihaknya juga telah mempersiapkan fasilitas kesehatan dan obat-obatan dalam rangka menghadapi kemungkinan adanya lonjakan kasus.

Itulah empat strategi pemerintah dalam menghadapi Covid-19 varian Omicron, Menkes: kita harus melindungi 270 juta rakyat.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler