Network
SEMARANGKU - Perdana Menteri Fumio Kishida dalam konferensi pers, menyuruh warga Jepang untuk konsumsi susu.
Hal demikian disampaikan PM Fumio Kishida dalam jumpa pers, ketika berbicara tentang kekhawatiran pemerintah terhadap varian Omicron.
Pesan yang disampaikan PM Fumio Kishida terkait minum susu bertujuan untuk mengurangi penyebaran penyakit Omicron.
PM Fumio juga menilai dengan perbanyak konsumsi susu otomatis warga Jepang membantu industri susu yang terkena dampak ekonomi akibat pandemi.
"Saya meminta orang-orang Jepang untuk menggunakan susu dalam memasak dan minum susu setiap hari selama liburan Tahun Baru untuk mencegah pembuangan massal," kata Fumio Kishida.
Menanggapi himbauan terkait minum susu, beberapa warga Jepang memberikan respon unik dan lucu.
"Aku benci susu," kata netizen.
"Bagaimana kalau kamu membuatnya diskon?," kata pengguna.
"Buat saja mentega murah dengan itu," kata pengguna.
"Mengapa susu mendapatkan dukungan dari Perdana Menteri?," tanya pengguna.
"Mereka harus memimpin dengan memberi contoh. Saya ingin melihat setiap anggota Parlemen minum segelas susu dalam rapat," ujar pengguna lainnya. Dikutip Semarangku.com dari laman Soranews24.
Dokter Ahli Gizi juga berkata bahwa tidak ada produk susu yang lebih baik di antara satu dengan lainnya. Minum susu juga tidak lantas meningkatkan imunitas.
Pada masa pandemi, konsumsi makanan sehat yang semestinya digencarkan. Bukan hanya konsumsi susu.
Gizi manusia dewasa tidak hanya didorong oleh susu. Jika mencari sumber protein, maka ada banyak makanan lainnya yang menawarkan protein lebih tinggi ketimbang susu.
Sementara menurut ahli bedah kelahiran Jepang, Prof. Dr. Hiromi Shinya berpendapat bahwa susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia.
Sebagai ahli usus terkemuka di dunia, Professor Hiromi berpengalaman dalam menjalani praktik kedokteran selama bertahun-tahun.
Dalam bukunya, pengarang buku The Miracle of Enzyme mengungkapkan susu adalah benda cair, yang ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan.
Jadi, susu tidak dapat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut. Akibat tidak tercampur dengan enzim, tugas usus semakin berat.
Sehingga akan terlalu banyak enzim yang dikeluarkan tubuh untuk mencerna susu, membuat peminum susu lebih mudah terkena osteoporosis.***
