"(Putriku) terpecah belah, diteror oleh kekerasan tindakan semacam itu. Bagaimana saya akan menjelaskan kepadanya hal yang tidak terpikirkan?" tulis seorang ayah di Twitter.
Dalam curahan kesedihan, tagar #JeSuisSamuel (Saya Samuel) menjadi tren di media sosial, seperti seruan #JeSuisCharlie untuk solidaritas setelah serangan terhadap Charlie Hebdo pada tahun 2015
Baca Juga: Seorang Ustadz di Aceh Tenggara Ditusuk saat Sedang Ceramah Perayaan Maulid Nabi Muhammad
Sebelum serangan itu, Charlie Hebdo telah menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, dan memicu perpecahan yang masih mengganggu masyarakat Prancis.
Berbicara kepada guru negara, murid dan orang tua mereka, Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer mengatakan Samuel Paty dibunuh oleh apa yang dia sebut sebagai musuh kebebasan.
"Republik tidak akan pernah, tidak akan pernah mundur ketika dihadapkan pada teror, intimidasi," katanya dalam pernyataan yang direkam.
Baca Juga: Seorang Polisi di Lapas Rumbai Dibekuk Karena Terlibat Kasus Narkoba
Akibat adanya kejadian tersebut marak juga tagar tentang pemboikotan produk-produk Prancis dinegara timur tengah. ***