Polisi Prancis Tahan 9 Orang Setelah Samuel Paty Dipenggal Akibat Tunjukan Kartun Nabi Muhammad

- 30 Oktober 2020, 17:26 WIB
Demonstrasi anti Prancis merabak di seluruh negera Arab, salah satunya yang terjadi di Abu Dhabi. Foto: Arabnews/portalsurabaya
Demonstrasi anti Prancis merabak di seluruh negera Arab, salah satunya yang terjadi di Abu Dhabi. Foto: Arabnews/portalsurabaya /

SEMARANGKU - Polisi Prancis tahan setidaknya 9 orang setelah Samuel Paty dipenggal kepalanya gara-gara menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid non muslim.

Polisi negara Prancis lakukan investigasi lanjutan terhadap seorang tersangka yang memenggal kepala seorang guru sekolah bernama Samuel Paty tersebut.

Samuel Paty adalah seorang guru sejarah salah satu sekolah di Paris yang berusia 47 tahun dipenggal oleh seorang tersangka simpatisan Islam karena telah menunjukan kartun Nabi Muhammad di sekolah.

Baca Juga: Prancis Tetapkan Status Siaga Satu Pasca Peristiwa Serangan di Nice

Baca Juga: Belum Punya ATM BRI Tapi Punya KTP, BLT UMKM BPUM Bisa Cair Rp 2,4 Juta, Begini Caranya!

Polisi menembak mati penyerang beberapa menit setelah dia membunuh guru sejarah berusia 47 tahun tersebut pada hari Jumat 16 Oktober 2020.

Kejadian terebut menggemparkan paris, dan mengingatkan kejadian serangan yang terjadi lima tahun lalu di kantor majalah satir Charlie Hebdo.

Penyelidik berusaha untuk memastikan apakah penyerang motif penyerangan tersebut atas keputusan sendiri atau ada beberapa golongan dibalik kejadian pemenggalan yang terjadi waktu itu.

Baca Juga: Pemerintah Tiongkok Tuduh Amerika Serikat Lancarkan Perang Dingin Baru

Baca Juga: Tim Najwa Shihab Ungkap Pelaku Pembakaran Halte Sarinah Saat Demonstrasi UU Ciptaker Pakai CCTV

Media Prancis melaporkan bahwa pelaku pemenggalan guru sejarah tersebut berusia 18 tahun dan berasan dari Chechnya.

Motif dairi pemenggalan Samuel Paty diicu oleh tindakannya pada awal bulan kemarin yang menunjukkan kepada murid-muridnya kartun Nabi Muhammad di kelas kewarganegaraan tentang kebebasan berekspresi.

Aksi tersebut membuat marah sejumlah orang tua Muslim wali murid di sekoah tersebut.

Baca Juga: Kartun Nabi Muhammad di Prancis Picu Keributan Dunia, PBB Justru Beri Peringatan Ini!

Baca Juga: Cara Dapatkan BLT Banpres UMKM Rp2,4 Juta Cuma Pakai NIK KTP Login eform.bri.co.id, Langsung Cair!

Dikarenakan umat Muslim percaya bahwa penggambaran Nabi pada majalah tersebut diasumsikan sebagai penghujatan.

Perdana Menteri Jean Castex mengatakan serangan itu memiliki ciri khas terorisme Islam.

"Saya ingin berbagi dengan Anda kemarahan total saya. Sekularisme, tulang punggung Republik Prancis, menjadi sasaran dalam tindakan keji ini," kata Castex.

Baca Juga: Emmanuel Macron Presiden Prancis Berani Hina Islam Ternyata Istrinya Bukan Orang Biasa, Ini Faktanya

Baca Juga: Login Link eform.bri.co.id untuk Cek Penerima BLT UMKM Banpres BPUM lewat BRI, Mudah dan Pasti Cair!

Presiden Emmanuel Macron sebelumnya mengatakan bahwa pembunuhan itu merupakan serangan terhadap kebebasan berekspresi di Prancis.

Empat kerabat penyerang, termasuk seorang anak di bawah umur, ditahan segera setelah serangan di pinggiran kota kelas menengah Conflans-Sainte-Honorine.

Lima orang lagi ditahan pada hari sabtu malam 17 oktober 2020, di antaranya dua orang tua murid di College du Bois d'Aulne tempat guru itu bekerja.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di India Mencapai Angka 8 Juta

Setelah ditelusuri ternyata pemicu dari pemenggalan tersebut dipicu oleh seorang murid yang bercerita kepada orang tuanya terkait aksi guru sejarah yang menunjukan gambar kartun tersebut.

Seminggu yang lalu, seorang pria yang mengatakan putrinya berada di kelas Samuel Paty merekam video yang dibagikan di media sosial di mana dia mencap guru itu preman dan mengimbau orang lain untuk “bergabung dan berkata 'berhenti, jangan sentuh anak-anak kami” .

Tidak jelas apakah orang tuanya adalah salah satu dari mereka yang berada dalam tahanan polisi.

Baca Juga: MAAF! BLT Banpres UMKM Rp2,4 Juta Hanya untuk Kelompok Ini, Pastikan Kamu Termasuk!

Juga tidak segera diketahui apakah penyerang telah melihat video tersebut. Orang tua murid meletakkan bunga di gerbang sekolah. Beberapa mengatakan anak-anak mereka putus asa.

"(Putriku) terpecah belah, diteror oleh kekerasan tindakan semacam itu. Bagaimana saya akan menjelaskan kepadanya hal yang tidak terpikirkan?" tulis seorang ayah di Twitter.

Dalam curahan kesedihan, tagar #JeSuisSamuel (Saya Samuel) menjadi tren di media sosial, seperti seruan #JeSuisCharlie untuk solidaritas setelah serangan terhadap Charlie Hebdo pada tahun 2015

Baca Juga: Seorang Ustadz di Aceh Tenggara Ditusuk saat Sedang Ceramah Perayaan Maulid Nabi Muhammad

Sebelum serangan itu, Charlie Hebdo telah menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, dan memicu perpecahan yang masih mengganggu masyarakat Prancis.

Berbicara kepada guru negara, murid dan orang tua mereka, Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer mengatakan Samuel Paty dibunuh oleh apa yang dia sebut sebagai musuh kebebasan.

"Republik tidak akan pernah, tidak akan pernah mundur ketika dihadapkan pada teror, intimidasi," katanya dalam pernyataan yang direkam.

Baca Juga: Seorang Polisi di Lapas Rumbai Dibekuk Karena Terlibat Kasus Narkoba

Akibat adanya kejadian tersebut marak juga tagar tentang pemboikotan produk-produk Prancis dinegara timur tengah. ***

Editor: Heru Fajar

Sumber: Guardian News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah