Trump akan melarang TikTok ditengah tekanan pada pemiliknya untuk menjualnya.

- 2 Agustus 2020, 15:30 WIB
Donald Trump.*/Euro News
Donald Trump.*/Euro News /



SEMARANGKU - Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menandatangani perintah eksekutif secepatnya pada hari Sabtu untuk melarang TikTok di Amerika Serikat.

Ini juga merupakan untuk meningkatkan tekanan pada pemilik aplikasi video pendek asal China yang sekarang sedang naik daun.

Langkah ini akan menjadi puncak dari kekhawatiran keamanan nasional AS atas keamanan data pribadi yang ditangani TikTok. Ini akan menjadi pukulan besar bagi pemilik TikTok, ByteDance yang berbasis di Beijing, yang menjadi salah satu dari segelintir konglomerasi China yang sukses berkat aplikasinya yang sukses mendunia.

Baca Juga: Perusahaan TikTok Janjikan 10.000 Lapangan Kerja di AS

Baca Juga: Mas Adam dan Inul Jadi Trending di Twitter, Gara-gara Video TikTok

Pengumuman Trump mengikuti negosiasi pada hari Jumat antara Gedung Putih, ByteDance dan pembeli potensial TikTok, termasuk Microsoft Corp. Mereka gagal menghasilkan kesepakatan yang akan membuat perusahaan China itu melepaskan kepemilikan aplikasi tersebut di AS, menurut orang yang mengerti masalah tersebut.

Pembicaraan diperkirakan akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang.
Sementara Microsoft sudah memiliki jaringan media sosial profesional LinkedIn, ia akan menghadapi lebih sedikit hambatan regulasi dalam memperoleh TikTok daripada pesaing langsungnya, seperti FaceBook Inc.

Tetapi ekspektasi penilaian ByteDance untuk TikTok lebih dari $ 50 miliar, dan desakannya untuk mempertahankan saham minoritas membuat pembicaraan berjalan alot, kata sebuah sumber.

Baca Juga: Video Hana Hanifah di TikTok Jadi Perbincangan, Netizen Balik Menyindirnya

Baca Juga: YouTube Shorts, Fitur Baru dari YouTube yang Mirip TikTok

"Bukan kesepakatan yang telah anda dengar, mereka akan membeli dan menjual dan Microsoft serta yang lainnya. Kami bukan negara M&A (merger dan akuisisi),” kata Trump.

Tidak segera jelas apa wewenang Trump untuk melarang TikTok, yang memiliki hingga 80 juta pengguna bulanan aktif di Amerika Serikat. Juga tidak jelas bagaimana pelarangan itu akan ditegakkan dan tantangan hukum apa yang akan dihadapinya.

ByteDance, Microsoft dan Departemen Keuangan AS, yang mengetuai panel pemerintah yang telah meninjau kepemilikan ByteDance atas TikTok, menolak berkomentar.

Baca Juga: Amerika Berencana Blokir TikTok yang Dianggap Gagal Lindungi Anak

Baca Juga: TikTok Hengkang dari Hongkong, Terdampak Undang Undang Keamanan

"Meskipun kami tidak mengomentari rumor atau spekulasi, kami yakin akan keberhasilan jangka panjang TikTok," kata TikTok dalam sebuah pernyataan.

Ketika hubungan antara Amerika Serikat dan China memburuk karena perdagangan, otonomi Hong Kong, keamanan siber dan penyebaran virus corona, TikTok telah muncul sebagai titik nyala dalam perselisihan antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

Pekan lalu, Komite Senat AS untuk Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintahan dengan suara bulat mengeluarkan undang-undang yang akan melarang karyawan federal AS menggunakan TikTok pada perangkat yang dikeluarkan pemerintah. Hal itu akan diambil oleh senat  secara penuh untuk melakukan  pemungutan suara. Sementara, Dewan Perwakilan Rakyat telah memilih tindakan serupa.

Baca Juga: India Mulai Blokir Layanan TikTok dan 58 Aplikasi Asal China

Baca Juga: Cara Download Video di Facebook Video, 1 Menit Langsung Tersimpan di Galeri

ByteDance telah mempertimbangkan berbagai opsi untuk TikTok di tengah tekanan dari Amerika Serikat untuk melepaskan kendali aplikasi, yang memungkinkan pengguna untuk membuat video pendek dengan efek khusus dan telah menjadi sangat populer di kalangan remaja A.S.

ByteDance telah menerima proposal dari beberapa investornya, termasuk Sequoia dan General Atlantic, untuk mengalihkan kepemilikan mayoritas TikTok kepada mereka, menurut laporan Reuters pada hari Rabu.

Seperti dikutip dari Reuters, nilai proposal TikTok sekitar $ 50 miliar, tetapi beberapa eksekutif ByteDance percaya aplikasi ini bernilai lebih dari itu. ***

Editor: Heru Fajar

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x