Selat Bashi merupakan pintu masuk Laut China Selatan dari Samudra Pasifik, tepatnya di antara Pulau Anggrek, Taiwan dengan Pulau Y'Ami, Filipina.
Dikabarkan jika militer AS telah mengirimkan pesawat tempur untuk melakukan pengintaian di sana. Pada Jumat 3 Juli 2020, pemantauan pesawat tersebut telah memasuki hari ke-13.
Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul: Tak Hanya Laut China Selatan, Tiongkok dan AS Kini 'Nyalakan' Ketegangan di Selat Bashi
Baca Juga: Ayah Petarung MMA Khabib Nurmagedov Meninggal Karena Covid-19
Tak mau kalah, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) juga melakukan hal serupa beberapa bulan terakhir. Bulan lalu, lusinan pesawat tempur Tiongkok mendekati garis batas pertahanan udara Taiwan sebelah tenggara.
Pesawat itu terbang melintasi Selat Bashi, kemudian meneruskan perjalanan ke Laut China Selatan.
Aksi ini menjadi 'tebasan pedang' dari kedua sisi di atas perairan yang merupakan salah satu jalur pelayaran paling penting di dunia.
Baca Juga: Tiga Pemimpin Dunia yang Hidup Sederhana Tak Bergelimang Harta
Lembaga Inisiatif Penyelidik Laut China Selatan, kelompok peneliti yang berafiliasi dengan Universitas Peking menyebut AS mengirim enam pesawat pengintai dan dua pesawat pembawa bahan bakar pada Jumat 3 Juli 2020.
Grup think tank itu mengatakan pesawat-pesawat tersebut mulai beraksi sejak Kamis 2 Juli 2020 tengah malam di sekitar Selat Bashi.