Tentu hadirnya Indonesia yang mulai aktif dan getol dalam membeli berbagai pesawat tempur milik Prancis dan Eagle II milik Amerika jelas membuat pengamat pertahanan bingung.
Padahal Indonesia juga masih terlibat kerjasama dengan Korea Selatan dalam membuat pesawat tempur.
Namun yang jelas kini Indonesia berhasil menjadi paradoks dari stigma negara-negara tersebut bahwa pasar industri pertahanan di Asia Tenggara tidaklah melempem.
Apa yang dilakukan Indonesia jelas membuat banyak negara heran pasalnya dalam kurang 24 jam setelah melakukan pembelian Rafale Prancis, Amerika merestui Indonesia memborong 36 unit F-15ID Boramae.
Namun yang jelas langkah Indonesia tidaklah main-main entah apa maksud strategis pembelian pesawat, namun Prancis mengakui bahwa Indonesia adalah Raksasa yang Tak Kasat Mata.***