Keluarga tersebut mengaku bahwa mereka tidak mau mengambil resiko apa pun serta berharap kepada Taliban.
Dua anggota keluarganya terbunuh dalam beberapa tahun terakhir dan mereka telah menyaksikan pembunuhan di seluruh Afghanistan selama 12 bulan terakhir.
“Keluarga saya ketakutan. Setiap detik mereka melihat sebuah mobil lewat di jalan, mereka lari ke kamar mandi,” ujar salah satu anggota keluarga dikutip Semarangku melalui Reuters.
“Makanan terbatas dan harga naik," katanya. "Situasi untuk keluarga saya sangat buruk.”
Aktivis, wanita, mantan pejabat, jurnalis, mantan tentara, dan anggota badan intelijen yang sekarang sudah tidak aktif percaya bahwa mereka memiliki alasan untuk mengkhawatirkan keselamatannya.
Meskipun Taliban menjamin bahwa mereka tidak akan membalas dendam dan akan memberikan hak-hak perempuan.
Alasannya adalah warga Afghanistan masih teringat akan penegakan brutal Taliban terhadap hukum Islam versi mereka terakhir kali mereka berkuasa.
Mereka juga masih mengingat kematian sejumlah orang yang bekerja untuk mempertahankan versi Islam liberal di Afghanistan selama setahun terakhir.
Bahkan dua pejabat pemerintahan berbicara dan mengatakan bahwa dia dan keluarganya telah mencoba kabur namun gagal.
“Tidak ada kepercayaan,” katanya, mengacu pada komentar publik Taliban awal pekan ini.