Pelayat Haiti Ceritakan Kengerian Runtuhnya Gereja Ketika Gempa Bumi Melanda

- 17 Agustus 2021, 19:00 WIB
Pelayat Haiti Ceritakan Kengerian Runtuhnya Gereja Ketika Gempa Bumi Melanda
Pelayat Haiti Ceritakan Kengerian Runtuhnya Gereja Ketika Gempa Bumi Melanda /STRINGER/REUTERS

SEMARANGKU – Tragedi gempa bumi tengah terjadi di Haiti, dan tewaskan setidaknya sebanyak 300 orang.

Kejadian gempa bumi yang berkekuatan 7,2 magnitundo tersebut mengguncang dengan hebat beberapa wilayah di Haiti.

Tak terkecuali sebuah gereja yang berada di desa kecil bernama Toirac yang berada di Haiti Selatan.

Baca Juga: Pray For Haiti: Gempa Berskala 7,2 SR Menelan Ratusan Korban Jiwa di Haiti

Ketika gempa terjadi, kebaktikan pemakaman gereja tengah dijalankan dan seorang penyintas menceritakan betapa mengerikannya gempat yang terjadi saat itu.

Kettney Francois salah satu pelayat di gereja tersebut pun harus terinjak-injak ketika tengah berusaha untuk melarikan diri.

Rekan pelayat Francois pun menariknya keluar dari kerumunan orang dan berhasil membawanya keluar.

Namun, putri remaja dan ibunya yang sudah lanjut usia tidak seberuntung dirinya dan harus tewas bersama ratusan orang lainnya ketika gempa Haiti melanda pada Sabtu pagi.

Baca Juga: Masalah Ekonomi Haiti Belum Pulih Pasca Bencana Alam Kini Dilanda Ketidakstabilan Politik

Diketahui bahwa keduanya tewas ketika pintu masuk dan sebagian langit-langit gereja St Famille du Toirac runtuh.

Penduduk setempat mengatakan bahwa sekitar 20 nyawa hilang di gedung di komunitas pedesaan yang dekat dari kota Les Cayes.

“Saya menangis, di mana ibu saya? Di mana putri saya?” ujar Francois dikutip Semarangku melalui Reuters.

Ketika diwawancarai, Francois pun sempat tersentak secara tiba-tiba dan terlihat ketakutan. Ia kemudian mengatakan bahwa sejak gempa ia terus berpikir akan terjadi gempa susulan.

“Sejak gempa, saya terus berpikir tanah bergetar, itu terjadi lagi,” ujar Francois.

Pihak berwenang telah mengkonfirmasi bahwa kematian sedikitnya mencapai 1.419 orang, dengan 6.900 lainnya terluka.

Korban tewas diperkirakan akan meningkat ketika petugas penyelamat menembus daerah terpencil seperti Toirac.

Hal ini dikarenakan daerah tersebut hanya dapat diakses melalui jalan tanah berbatu yang sekarang rusak akibat gempa dan butuh waktu satu jam lamanya untuk mencapai rumah sakit terdekat.

Ratusan penduduk Haiti kini tidur di luar ruangan di bawah terpal atau kanopi dengan pohon pisang yang bantu menopang banyak mata pencaharian lokal.

Dengan begitu banyak korban tewas, warga memutuskan untuk mengubur korban runtuhan gereja di kuburan massal.

Prenor Lefleur yang membantu memindahkan mayat dan menggali lubang mengatakan bahwa ia tidak tahu lagi harus berbuat apa.

“Kami baru saja mencatat nama semua korban dan meminta keluarga mereka untuk menandatangani izin untuk menguburkan mereka,” kata Lefleur.

“Kami tidak tahu harus berbuat apa lagi,” lanjut Prenor Lefleur.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x