Cegah Wabah Demam Babi, China Bangun Hotel untuk Melindungi dan Membangun Sektor Daging Babi

- 3 Agustus 2021, 18:20 WIB
Ilustrasi gambar, Cegah Wabah Demam Babi, China Bangun Hotel untuk Melindungi dan Membangun Sektor Daging Babi
Ilustrasi gambar, Cegah Wabah Demam Babi, China Bangun Hotel untuk Melindungi dan Membangun Sektor Daging Babi /Christopher Carson on Unsplash



SEMARANGKU  Pihak China membawa biosekuriti babi ke tingkat yang lebih baru untuk melindungi mereka dari wabah demam babi.

Pihak China melakukan hal tersebut untuk mencegah adanya wabah demam babi.

Wabah demam babi ini banyak terjadi di negara-negara Afrika, Eropa Tengah dan Timur Eurasia, dan China.

Baca Juga: Susul Inggris, Jerman Kirim Kapal Perang ke Laut Natuna Utara, Sekutu Bakal Perang dengan China?

Wabah demam babi adalah penyakit virus babi yang bisa menyebar dengan cepat dalam kelompok babi.

China sendiri memiliki sebuah bangunan di mana lebih dari 10.000 babi disimpan.

Tak hanya itu,lebih dari 10.000 babi tersebut di simpan di kompleks bergaya kondominium.

Kompleks tersebut lengkap dengan akses terbatas, kamera keamanan, layanan dokter hewan di rumah dan makanan yang disiapkan dengan hati-hati.
 
Baca Juga: Komandan Militer China dan India Adakan Pertemuan di Ladakh, Mau Berdamai?

Biosekuriti sendiri merupakan program yang dirancang untuk melindungi kehidupan suatu makhluk.

Kondisi ini membuat sumber utama daging di China itu terlindungi dari virus, termasuk demam babi Afrika.

DDi Afrika sendiri demam babi menghancurkan setengah babi negara itu dalam dua tahun sebelum virus corona muncul.

Peternakan raksasa ini sedang dibangun oleh perusahaan termasuk Muyuan Foods dan New Hope Group.

Mereka meniru kontrol ketat pemasok utama di negara lain untuk mencegah wabah penyakit yang menghancurkan.

Sementara itu, Demam babi Afrika yang mematikan seperti Ebola membunuh manusia, menyebabkan wabah dramatis di China pada 2018.

Prioritas utama dari hotel babi tersebut adalah ketahanan pangan.

Meskipun jumlah babi domestik pulih dengan lebih cepat, tetapi ancaman virus terus berlanjut.

Dilaporkan ada 11 insiden pada 2021 yang mendorong pemusnahan lebih dari 2.000 babi.

Terlebih munculnya strain baru tampaknya menyebabkan gejala yang lebih ringan tapi memiliki masa inkubasi lebih lama untuk mendeteksi wabah.

Munculnya peternakan babi besar juga mencerminkan pergeseran diet di China.

Terlebih bahwa China adalah negara dengan konsumsi daging babi terbesar.

Maka peternakan babi dan perlindungan terhadap babi adalah hal yang diprioritaskan.

"China adalah negara dengan konsumsi daging babi terbesar di dunia, dan saya tidak melihat perubahan itu dengan sangat mudah atau dalam waktu dekat," kata David Ortega, profesor asosiasi Ekonomi Pangan dan Pertanian di Michigan State University di East Lansing.

"Membangun kembali sektor daging babi adalah prioritas nasional bagi pemerintah." sambungnya dikutip dari Al Jazeera.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x