Amerika Serikat 'Beberkan' China yang sedang Bangun Pangkalan ke-2 untuk Peluncuran Rudal Nuklir

- 29 Juli 2021, 17:25 WIB
Ilustrasi rudal nuklir China, Amerika Serikat 'Beberkan' China yang sedang Bangun Pangkalan ke-2 untuk Peluncuran Rudal Nuklir. REUTERS/Andy Wong/Pool/File Photo
Ilustrasi rudal nuklir China, Amerika Serikat 'Beberkan' China yang sedang Bangun Pangkalan ke-2 untuk Peluncuran Rudal Nuklir. REUTERS/Andy Wong/Pool/File Photo /POOL New/REUTERS



SEMARANGKU – Para peneliti Amerika Serikat mengungkapkan hal yang mengejutkan mengenai China.

Para peneliti Amerika Serikat mengatakan China sedang membangun sebuah pangkalan kedua.

Peneliti Amerika Serikat membuat penemuan setelah mereka berhasil menganalisis gambar satelit komersial tentang peluncuran rudal nuklir China.

Baca Juga: Mau Perluas Perbatasan China atas India, Xi Jinping Gunakan Taktik Pembangunan Infrastruktur

Analis di Federasi Ilmuwan Amerika mengatakan bahwa pangkalan tersebut digunakan untuk meluncurkan rudal nuklir.

Pangkalan baru ini berjarak sekitar 380 km dari pangkalan dekat kota Yumen di Provinsi Gansu.

Secara keseluruhan, Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat tampaknya memiliki 250 silo yang dibangun di Hami, Yumen, serta tempat pelatihan lainnya.

Silo sendiri adalah bangunan penyimpan bahan curah yang biasanya juga di gunakan dalam bidang pertanian.

Baca Juga: China dan Pakistan Adakan Kerjasama untuk Melindungi Pekerja China dan Investor China dari Serangan Teroris

Di luar bidang pertanian sendiri, silo digunakan untuk menyimpan bahan curah seperti batu bara, semen, potongan kayu.

Silo sendiri adalah struktur yang sangat kuat untuk membuat cangkang yang bagus untuk membangun rumah.

Bahkan satu bangunan silo sendiri sebenarnya bisa dibuat untuk meluncurkan beberapa rudal.

Jumlah tersebut menandakan adanya peningkatan yang signifikan, mengingat China dalam beberapa dekade hanya mengoperasikan 20 silo.

"Jumlah silo Cina baru yang sedang dibangun melebihi jumlah ICBM berbasis silo yang dioperasikan oleh Rusia, dan merupakan lebih dari setengah dari ukuran seluruh kekuatan ICBM AS," tulis mereka.

"Program silo rudal Cina merupakan konstruksi silo yang paling luas sejak pembangunan silo rudal AS dan Soviet selama Perang Dingin." ungkap mereka dikutip dari Al Jazeera.

Para peneliti Amerika Serikat mengungkapkan tidak tahu mengenai bagaimana China akan mengoperasikan silo baru tersebut.

Namun dikatakan bahwa silo dapat memungkinkan China menggandakan persediaan hulu ledak nuklir.

Terlepas dari berapa banyak silo yang pada akhirnya ingin diisi oleh China dengan ICBM, kompleks rudal baru ini mewakili reaksi logis terhadap persaingan senjata dinamis di mana beberapa pemain bersenjata nuklir - termasuk Rusia, India, dan Amerika Serikat - meningkatkan kekuatan nuklir dan konvensional mereka serta kemampuan pertahanan rudal," kata mereka.

Amerika Serikat berulang kali meminta China bergabung dengannya dan Rusia untuk perjanjian kontrol senjata baru.

Meskipun Pihak China menolak, mereka mengatakan akan senang hati bergabung bersama Amerika Serikat jika pihak AS mengurangi ukuran gudang senjata nuklirnya ke tingkat China.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x