Miris, Keluarga Tahanan Suriah Rutin Dipaksa Menyuap Penjabat Penjara, Ini Alasannya

- 4 Januari 2021, 19:55 WIB
Ilustrasi penjara Suriah
Ilustrasi penjara Suriah /Pixabay/maz-Alph

SEMARANGKU - Keluarga tahanan di penjara Syria atau Suriah secara rutin dipaksa untuk menyuap atau menyogok pejabat penjara.

Pemaksaan kepada keluarga tahanan di penjara Syria atau Suriah untuk menyuap penjabat penjara itu bertujuan agar diizinkan mengunjungi tahanan maupun untuk tidak mempersulit pembebasan mereka, menurut sebuah laporan yang dikutip oleh media asal Inggris, The Guardian pada Senin 4 Januari 2021.

Informasi terkait pemaksaan kepada keluarga tahanan di penjara Syria atau Suriah untuk menyuap penjabat penjara ini dikumpulkan oleh Asosiasi Tahanan dan Orang Hilang di Penjara Sednaya atau Association of Detainees and the Missing in Sednaya Prison (ADMSP), melalui survei terhadap lebih dari 1.200 mantan tahanan dan keluarga mereka. Survei juga menunjukkan uang suap yang dikumpulkan secara paksa oleh petugas penjara bisa mencapai Rp38 miliar per penjara.

Baca Juga: Siap-siap! Ada Hujan Meteor di Langit Indonesia Malam Ini, Berikut Jadwalnya

Baca Juga: Ganjar Pranowo Minta Masyarakat Tidak Termakan Hoaks Vaksin Covid-19, Begini Pesannya

The Guardian memperkirakan para petugas penjara sengaja memeras keluarga tahanan dalam upaya mereka menyelamatkan diri dari krisis ekonomi Syria setelah Presiden Suriah, Basyar Al-Assad dijatuhi sanksi ekonomi oleh negara Barat akibat kejahatan perang.

Laporan ADMSP menunjukkan penjaga penjara, hakim, dan anggota militer menerima bagian suap dalam bagian dari jaringan koruptor aparat keamanan Syria.

Sekitar seperempat dari mereka yang disurvei mengungkapkan mereka telah dimintai uang pemerasan. Beberapa diperas membayar ribuan dolar Amerika (setara puluhan juta Rupiah) namun keluarga yang tinggal di luar negeri diperas membayar lebih tinggi hingga mencapai $30.000 yang setara Rp41 juta. Seorang petugas penjara bisa memeras sampai $2,7 juta yang setara Rp37 miliar.

Baca Juga: 31.255 Nakes Jadi Penerima Vaksin Tahap 1 di Jawa Tengah, Dinkes Jateng: Sopir Juga Dapat!

Baca Juga: Gisel Tak Hadir Pemeriksaan di Polda Metro Jaya Karena Alasan ini, Dijadwalkan Lagi Jumat Besok

Diab Serrih, penulis laporan dan salah seorang pendiri ADMSP mengatakan uang itu berakhir di kantong pejabat korup di Syria, panglima perang, dan apa mereka yang disebut Diab sebagai orang di balik layar pemerintahan Synjararia.

Diab menyimpulkan penjara sudah menjadi bisnis bagi seluruh aktor yang terlibat dalam rantai korupsi ini.

"Rezim Suriah dibangun di atas landasan keamanan dan intelijen. Mereka membayar gaji rendah yang mendorong korupsi dan akhirnya suap lah yang menggerakkan bisnis penjara ini," tulis Diab. ***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x