Tahanan Palestina Mogok Makan Tanpa Batas di Sel Tahanan Israel, Ada Apa?

- 19 Desember 2020, 08:28 WIB
Ilustrasi tahanan.
Ilustrasi tahanan. /diegoattorney/pixabay.com/diegoattorney

SEMARANGKU – Seorang tahanan Palestina melakukan mogok makan tanpa batas meskipun dirinya dinyatakan bebas dari sel tahanan Israel.

Tidak hanya itu, didukung beberapa anggota tahanan lainnya untuk melakukan mogok makan sebagai bentuk protes dari hukum Israel yang melanggar hukum internasional terkait hak asasi manusia.

Hal ini disampaikan oleh Jibril Mohammad Zubaidi, seorang penduduk kamp pengungsi Jenin, mengatakan dirinya akan melakukan mogok makan tanpa batas sebagai protes karena Israel melakukan praktik penahanan administratif tanpa dakwaan atau pengadilan.

Baca Juga: Warga Palestina Protes Pemukiman, Tentara Israel Justru Balas dengan Cara Ini

Baca Juga: Hanya Tukar POIN Telkomsel Bisa dapat iPhone 12 dan Pulsa Jutaan Rupiah, Begini Caranya

Jibril menegaskan kepada media, dikutip dari WAFA, Sabtu 19 Desember 2020, dirinya melakukan ini semua sebagai bentuk protes kepada rezim Israel yang telah menahan keponakannya selama 12 tahun kemudian dibebaskan pada Desember 2016, lalu ditahan sekali lagi selama 10 bulan.

Praktik penahanan administratif yang dikecam secara luas oleh Israel yang memungkinkan penahanan orang-orang Palestina tanpa dakwaan atau pengadilan dengan interval yang dapat diperbarui berkisar antara tiga dan enam bulan berdasarkan bukti yang tidak diungkapkan bahkan pengacara tahanan dilarang untuk menonton.

Departemen Luar Negeri AS telah mengatakan dalam laporan sebelumnya tentang kondisi hak asasi manusia bagi warga Palestina terkait tahanan administratif tidak diberi kesempatan untuk menyangkal tuduhan atau membahas materi pembuktian yang diajukan terhadap mereka di pengadilan.

Baca Juga: Prediksi Crystal Palace vs Liverpool dan Link Live Streaming TV Online Gratis - Liga Inggris

Baca Juga: Cara Dapat 2 Smartphone A10S dan Rp3 Juta dari Giveaway Terbaru Telkomsel, Mudah!

Tahanan Palestina terus menerus melakukan mogok makan tanpa batas sebagai cara untuk memprotes penahanan administratif ilegal \ dan menuntut diakhirinya kebijakan ini yang melanggar hukum internasional.

Sementara itu, Jibril mengungkapkan ibu kandungnya, Samira, dan saudara laki-lakinya, Taha, dibunuh oleh pasukan Israel selama pemboman militer Israel di kamp pengungsi pada bulan April 2002 .

Pengeboman itu terjadi sebagai bagian dari apa yang disebut Operasi Perisai Pertahanan, di mana ia mengirim pasukan ke jantung enam kota besar Tepi Barat dan kota-kota sekitarnya serta kamp-kamp pengungsi yang seolah-olah berada di bawah kendali Otoritas Palestina.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: WAFA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah