Pegiat Hak Anak Tuntut Maaf dan Penyelidikan Atas Kekerasan Polisi Terhadap Gadis 12 Tahun

8 September 2020, 21:10 WIB
Tangkapan Layar saat Gadis 12 tahun di jepit polisi di Hongkong, warga dan Pegiat Hak Anak Tuntut Permintaan Maaf dan Penyelidikan Atas Kekerasan Polisi /Youtube

SEMARANGKU – Sebuah rekaman video yang menunjukkan penggunaan kekerasan oleh aparat kepolisian Hongkong terhadap seorang gadis remaja berusia 12 tahun. Warga dan pegiat Hak Anak langsung protes tuntut permintaan maaf dan penyelidikan soal kekerasan polisi itu.

Semua gara-gara saat gadis 12 tahun itu dijepit Polisi ke tanah saat aksi protes terhadap pembungkaman hak politik tengah berlangsung pada Minggu, 6 September 2020 dan memicu timbulnya kecaman yang luas dari warga dan pemerhati hak anak setempat.

Kecaman terseut diungkapkan melalui petisi yang menuntut proses penyelidikan dan permintaan maaf kepolisian atas perlakuan terhadap gadis remaja tersebut.

Baca Juga: Woojin Ex Stray Kids Beri Klarifikasi Tentang Dugaan Pelecehan Seksual yang Libatkan Dirinya

Baca Juga: Borobudur Marathon 2020 Tetap Digelar, Ganjar Pranowo: Terus Berlari di Tengah Pandemi

Rekaman memperlihatkan saat gadis tersebut sedang berjalan di area perbelanjaan di Hong Kong di dekat lokasi di mana petugas polisi anti huru hara sedang berusaha menghentikan demonstran berkumpul.

Gadis itu terlihat berlari ketika beberapa petugas polisi mendekati dan mengejarnya. Hal ini memicu kemarahan warga yang berada di lokasi kejadian.

Video yang direkam oleh reporter lokal tersebut dengan cepat menuai banyak komentar kritis di media sosial. Pada hari Selasa, guru, psikolog dan pekerja sosial mengedarkan petisi yang menuntut permintaan maaf dari pihak berwenang dan menyerukan agar petugas yang terlibat diselidiki.

Baca Juga: Di Sragen Sebanyak 77 Nakes Positif Covid-19, Ganjar Pranowo Siapkan Tim Untuk Rescue RSUD Sragen

Baca Juga: Jadwal Pencairan BLT Rp600 Tahap 3, Cek Namamu Sebelum Terlambat!

Penyelenggara mengatakan bahwa petisi telah mengumpulkan lebih dari 10.000 tanda tangan setelah beberapa jam.

Petisi tersebut menilai tindakan polisi sebagai "perlakuan tidak pandang bulu terhadap anak-anak" yang tidak ikut serta dalam protes. Petisi tersebut juga memperingatkan bahwa penanganan semacam itu dapat menanamkan benih kebencian terhadap aparat penegak hukum di kalangan anak-anak.

Menanggapi hal ini, pemimpin Hong Kong, Carrie Lam dalam jumpa pers pada Selasa, 8 September 2020 enggan memberikan komentar, namun ia tetap mengatakan bahwa setiap keluhan atas Tindakan kepolisian akan diselidiki sepenuhnya.

Baca Juga: Woojin Ex Stray Kids Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, JYP Entertainment Terseret, Begini Ceritanya

Baca Juga: Sudah Daftarkan Nomer Rekening Untuk BLT Subsidi Gaji Tapi Belum Cair? Mungkin Ini Sebabnya

Peristiwa ini terjadi saat petugas kepolisian yang berjumlah ribuan dikerahkan untuk membendung aksi protes yang menuntut penundaan pemilihan legislatif yang diagendakan berlangsung pada hari itu.

Dalam peristiwa ini, apparat kepolisian setempat menangkap setidaknya 289 orang yang terlibat dalam aksi protes.

Polisi juga telah mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya telah menggunakan pendekatan yang lebih humanis saat mengejar gadis tersebut yang dinilai tiba-tiba melarikan diri secara mencurigakan dari apparat kepolisian.

Baca Juga: Alfred Riedl Eks Pelatih Indonesia Meninggal Dunia Karena Penyakit Serius

Baca Juga: Eks Menhan Timor Leste Bungkam Cuitan Denny Siregar, Semakin Panas!

Gadis yang belum diketahui identitasnye tersebut mengatakan kepada media berita lokal bahwa dia merasa menjadi sasaran karena usianya.

“Saya merasa bahwa usia muda adalah kejahatan,” katanya.

Polisi Hongkong sendiri telah menangkap lebih dari 3.000 siswa terkait protes yang telah dimulai pada bulan Juni tahun lalu, sebuah tren yang menarik perhatian kelompok hak asasi.

Baca Juga: Arab Saudi Batalkan Hukuman Mati Terhadap Pembunuh Jurnalis, Jamal Khashoggi

Baca Juga: Pasukan Bersenjata Turki Gelar Latihan di Siprus utara di Tengah Ketegangan dengan Yunani

Carrie Lam mengatakan bahwa penangkapan itu mengungkap kenyataan tentang bagaimana kampus yang menjadi tempat para kelompok yang bermusuhan dengan pemerintah lokal dan pusat.***

Ini Video nya: 

 

Editor: Heru Fajar

Sumber: The Washington Post

Tags

Terkini

Terpopuler