Presiden Iran Ungkap Jika Ada 25 Juta Warga Iran yang Mungkin Terinfeksi Virus Corona

20 Juli 2020, 10:00 WIB
Pemerintah Iran melaporkan bahwa ada 25 juta kasus infeksi virus corona di negaranya.* /Anadolu Agency/

SEMARANGKU - Presiden Hassan Rouhani mengatakan pada hari Sabtu bahwa sekitar 25 juta orang warga Iran mungkin telah terinfeksi virus corona, oleh sebab itu Iran menerapkan kembali pembatasan di ibukota dan di tempat lain.

Angka dari laporan yang dikutip Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi, jauh lebih tinggi dari angka resmi yang diumumkan Sabtu yaitu 271.606 jiwa, dan mencakup 30% dari 80 juta populasi Iran seperti yang dikutip dari Reuters.

Kantor Rouhani mengatakan jumlah infeksi didasarkan pada "perkiraan skenario" dari laporan penelitian kementerian kesehatan.

Baca Juga: Latihan Militer Angkatan Laut Mesir Adalah Cara Memberi Pesan ke Turki

Iran telah menjadi negara Timur Tengah yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19, dengan infeksi dan kematian meningkat tajam sejak pembatasan dilonggarkan yang dimulai pada pertengahan April.

"Perkiraan kami adalah bahwa sejauh ini sekitar 25 juta orang Iran telah terinfeksi virus ini dan sekitar 14.000 telah kehilangan nyawa mereka," kata Rouhani.

Dia menambahkan bahwa "ada kemungkinan bahwa antara 30 dan 35 juta akan lebih banyak orang berisiko", tetapi tidak menjelaskan apa yang dia maksudkan.

Baca Juga: Setelah Twitter Diretas, Mereka Sebut Para Peretas Mengunduh Data dari Delapan Akun

Lebih dari 200.000 orang telah dirawat di rumah sakit, seraya menambahkan bahwa kementerian berharap bahwa 200.000 orang lagi mungkin memerlukan perawatan rumah sakit dalam beberapa bulan mendatang.

Seorang pejabat di gugus tugas virus korona pemerintah mengatakan, 25 juta orang yang disebutkan oleh Rouhani adalah "pasien yang sedikit terpengaruh yang tidak perlu mencari penanganan medis," kantor berita semi-resmi ISNA melaporkan.

Kementerian Kesehatan Iran melaporkan 188 kematian dalam 24 jam sebelumnya sehingga total menjadi 13.979.

Baca Juga: Sebuah Studi di AS Menunjukkan Hydroxychloroquine Tidak Efektif Melawan Covid-19

Pihak berwenang pada hari Sabtu memberlakukan kembali pembatasan selama seminggu di ibukota Teheran, termasuk melarang fungsi keagamaan dan budaya, menutup sekolah asrama, kafe, kolam renang indoor, taman hiburan dan kebun binatang.

Pada hari Minggu, 22 kota besar di provinsi barat daya Khuzestan akan di lockdown selama tiga hari, kata gubernur provinsi itu, Sabtu kemarin.

Baca Juga: Rusia Sangkal Curi Data Vaksin Covid-19, Negara Barat Iri Keberhasilan dalam Pembuatan Vaksin Rusia

Termasuk kota Behbahan, di mana polisi pada hari Kamis menembakkan gas air mata ke kerumunan yang memprotes kesulitan ekonomi. ***

Editor: Heru Fajar

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler