Sebuah Studi di AS Menunjukkan Hydroxychloroquine Tidak Efektif Melawan Covid-19

- 18 Juli 2020, 22:00 WIB
Seorang wanita memegang tanda daftar 'COVID Cures', termasuk hydroxychloroquine, pada protes terhadap pembatasan coronavirus di negara bagian Massachusetts AS.
Seorang wanita memegang tanda daftar 'COVID Cures', termasuk hydroxychloroquine, pada protes terhadap pembatasan coronavirus di negara bagian Massachusetts AS. //Al Jazeera

SEMARANGKU - Obat anti-malaria yang dipuji oleh Presiden AS Donald Trump sebagai pengobatan Covid-19, ternyata tidak efektif untuk pasien dengan gejala ringan dari penyakit ini.

Ini telah disampaikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di University of Minnesota.

Sekitar 24% dari pasien yang diberi Hydroxychloroquine dalam penelitian ini memiliki gejala yang bertahan selama 14 hari, sementara sekitar 30% dari kelompok yang diberi plasebo dipastikan memiliki gejala bertahan selama periode yang sama.

Baca Juga: Perusahaan Farmasi Novartis Tidak Ambil Keuntungan dari Obat Covid-19 untuk Negara Berkembang

Perbedaannya tidak signifikan secara statistik, kata para peneliti.

"Hydroxychloroquine tidak secara substansial mengurangi keparahan gejala atau prevalensi dari waktu ke waktu pada orang yang tidak dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 dini," kata para peneliti yang ditulis dalam sebuah artikel yang akan diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine.

Studi acak terkontrol dengan plasebo dilakukan pada 491 pasien yang tidak dirawat di rumah sakit. Tesnya kurang karena hanya 58% dari peserta diuji untuk penyakit ini di AS.

obat

Baca Juga: Obat Remdesivir Dikabarkan Bisa Menekan Kematian Akibat Covid-19

Halaman:

Editor: Heru Fajar

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x